Rabu, 21 November 2012

Jenis jenis puisi lama


GURINDAM

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

CONTOH:
A.Gurindam Lama
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang

Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat.

B.Gurindam Dua Belas
Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional), Tanjung Pinang
Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.




TALIBUN
Bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya sampai 16-20, serta punya persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti pantun dengan jumlah baris genap seperti 6, 8, 12)
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:-
• Ia merupakan sejenis puisi bebas
• Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
• Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
• Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
• Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
• Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)
• Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
• Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
Contoh Talibun
Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)
MANTERA

Ialah bentuk puisi lama yang tertua, mantera berbait-bait. Kalimatnya ada yang berirama ada yang tidak. Yang dipentingkan adalah iramanya. Makin kuat iramanya makin besar tenaga gaib yang ditimbulkan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan mantera, misalnya pawang atau dukun.
Tujuan mantera dalah sebagai penangkal bala.

CONTOH:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu


BIDAL

Ialah perbandingan dan kiasan lama, yang berbentuk kalimat atau ungkapan tetap.
Contoh bidal:
Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.



PANTUN

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Ciri-ciri Pantun
1. Rima sajaknya pola sajak silang (a-b-a-b).
2. biasanya berupa kiasan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan.
3. larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata


SELOKA
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
contoh seloka 4 baris:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

contoh seloka lebih dari 4 baris:

Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui


SYAIR

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Ciri-ciri Syair :
1. Tiap bait terdiri atas 4 larik
2. jumlah suku kata setiap lariknya 8-12 suku kata
3. berima aaaa,sempurna atau tidak sempurna
4. keempat larik kalimatnya mempunyai perhubungan arti
5. isinya nasihat, dongeng, atau cerita

CONTOH:

Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)






MASNAWI
Adalah jenis puisi melayu lama yang berasal dari arab –parsi. Puisi ini berisi puji pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Cirri-ciri masnawi
1.jumlah larik dan barisnya tergolong bebas
2.skema rima berpasangan (aa,bb,cc,……)
3.memuji-muji orang
Contoh:


UMAR

Umar yang adil dengan perinya
Nyatalahpun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Itulah adalat yang benar dan sungguh
Dengan bedah antara isi alam
Ialah yang besar pada siang dan malam
Lagi pun yang menjauhkan segala syar
Imamu`ilhak di dalam kandang mahsyar
Barang yang hak tat`ala katakan begitu
Maka katanya sebenarnya begitu
RUBA`I
Rubai, yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (samadengan kuatrin). Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih sayang.
CONTOH:
Subhanahu allah apa segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah ini kujadikan tubuhnya kemudian
yang ada dahulu ada padanya terlalu mulia

KIT`AH
Kit’ah, yaitu puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan quin)

CONTOH:
Jikalau kulihat dalam tanah pada ihwal sekalian ihsan,
Tiada kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan,
Fana juga sekalian yang ada,dengarkan yang allah selalu berfirman,
Kullu man`alaiaha fanin,yaitu,
Barang siapa yang ada di dalam bumi itu fana juga






NAZAM
Nazam, yaitu puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.
CONTOH:
Sukar hendak menyelami
Perasaan dan hati wanita
Sama seperti sulitnya
Memahami bahasa ombak
Berdiri di tepian pantai
Aku terpesona oleh keindahan laut
Tiupan bayu serta
Lambaian pohon-pohon kelapa
Namun menatap wajah wanita
Aku tergoda oleh senyumannya
Yang menyalakan rindu
Seperti terdapat banyak wanita
Maka begitulah pula
Ada ramai lelaki
Namun ketiadaan wanita
Mampu menukarkan dunia
Menjadi sebuah padang sepi
Yang kosong dan bisu
Terima Kasih wanita
Tanpamu
Aku tak akan lahir ke alam ini!










GAZAL
Gazal, yaitu puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait (sama dengan stanza atau oktaaf).




CONTOH:
Kekasihku seperti senyawa pun adalah terkasih,termulia juga
Dan nyawaku pun,mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika 1000 tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu hamper dengan sedia suka juga
dan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia juga

Minggu, 14 Oktober 2012

Komitmen dalam Berwirausaha

A. MEMAHAMI KOMITMEN TINGGI

1. Faktor – Faktor Komtmen Tinggi

Dalam waktu yang terbatas, kita harus menghasilkan sesuatu dan dalam waktu yang pendek itu juga kita akan menerima kerugian.

Seorang wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang mentaati dan memenuh janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil.

Menunjukkan komitmen tinggi, bukan semata – mata membuat ide, melainkan terkait adanya factor-faktor pendudkung yang betul-betul memanfaatkan komitmen tingg. Faktor – factor tersebut antara lain :
a. Konsisten, tegas dan fair
b. Mercusuar
c. Konsentrasi pada manusia

2. Menerapkan Prlaku Tepat Waktu

Dalam waktu yang sangat pendek kita akan menemukan kemungkinan-kemungkinan untuk maju / mendapatkan suatu keberhasilan.
a. Tepat waktu merupakan organisas
b. Tepat waktu merupakan kekuasaan
c. Tepat waktu merupakan nila uang
d. Tepat waktu merupakan ukuran

Mereka yang dapat mengatur dan menggunakan waktu adalah mereka yang berhasil dlam berwirausha. Apa yang dapat kita kerjakan semalam harus kita lakukan sekarang dan jangan di tunggu sampi hari esok.

Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat ditabung, semakin sore sungguh semakin kehilangan waktu, uang dapat dicari dan diperoleh kembali, tetapi waktu berlalu terus dan tidak dapat kembal lagi.

3. Menerapkan Prilaku Tepat Janji

Modal utama bagi para siswa di sekolah, yaitu kalau berkata harus jujur dan kalau berjanji dengan teman-teman harus di tepati, tepat janji merupakan sfat yang perlu di miliki oleh setiap siswa di sekolah karena sifat ini akan mendapat rasa keperccayaan.

Cir-ciri kepribadian seorang siswa sebagai calon wira usaha yaitu :

a. Bermoral tinggi dalam menepati janji
b. Bersikap mental tinggi dalam menempati janji
c. Terampill di dalam belajar dalam berusaha.

Penerapan tepat janji, pada siswa di lingkungan sekolah sebagai berikut :
a. Para siswa di biasakan sehari-harinya untuk menggunakan tepat janji.
b. Membiasakan mendidik diri sendiri dalam belajar.
c. Meningkatkan disiplin diri sendiri untuk membiasakan budaya menepati janji.

4. Penampilan

Jika di fokuskan kepada orangnya maka seorang wirausaha dimana saja dia berada, haruslah dapat menunjukan penampilan yang baik, sopan santun, mempunyai tata karma, mempunyai kejujuran dengan tujuan agar disenangi, dipercaya dan dsenangi.


Di dalam penampilannya seorang wirausaha, diharapkan :
a. Bermoral / berakhlaq baik dan jujur
b. Melaksanakan tata karma yang baik
c. Melaksanakan sopan santun
d. Memberi contoh suri teladan yang baik
e. Tolong menolong dengan sesama anggota masyarakat
f. Tenggang rasa dengan sesama anggota masyarakat
g. Melaksanakan norma-norma anggota masyrakat
h. Hormat menghormati sesama anggoata masyarakat
i. Berbusana yang sopan
j. Berbicara yang baik

Jika dii fokuskan pada mutu produknya, seorang wrausaha harus dapat menampilkan hasilnya dengan suatu gatra dan usaha – usaha untuk menentukan sejenis produk yang sesuai dengan keinginan para konsumen. Penampilan produk diharapkan dan dihadapkan pada 3 pilihan, yaitu : produk dan pelayanannya harus dapat menampilkan, dapat menciptakan suasana bisnis yang mennyenangkan. Seorang wira usaha yang baik selalu berserah diri dan tawakal kepada Allah, niscaya dalam usahanya akan berhasil.

Menampilkan produk juga dapat dipengaruhi oleh warnanya, mereknya dan bungkusnya. Didalam dunia usaha, penampilan bungkus produk turut ambil bagan untuk menentukan keberhaslan perusahaan.

Sekarang penampilan bungkus produk merupakan alat yang sangat ampuh untuk meningkatkan omzet penjualan.

Semua kesulitan dan gangguan itu kita kembalikan kepada kekuasaan tuhan, karena semuanya di anggap bareal dari tuhan juga.

Untuk mngatas bermacam cobaan, kita harus melatih ketabahan antara lan dengan memelhara pendirian bahwa kita harus sukses harus maju untuk mencapai tujuan.

Rajin, tekun, ulet, dan tabah belajar meskipun menghadapi cobaan dan godaan demi kesuksesan dalam berwira usaha.

Akan tetapi, tentu saja keuletan itu harus di tunjang oleh perjuangan, pengorban dan kepercayaan kepada diri sendri.

C. Disiplin

Disiplin berasal dari bahasa inggris “disciple” yang col pengkut atau murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan kataan pada aturan.

Displin itu merupakan suatu karakter yang bersifat perseorangan dan datang dari diri sendiri. Disiplin terhadap diri sendiri tidak mungkin dimiliki hanya dengan cara memnta dan pelaksanaannya tdak begitu mudah.

Disiplin terhadap diri sendiri merupakan hasil dari kemauan dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tdak mudah menyerah walaupun dalam keadaan yang sulit. Disiplin diri sendiri memberikan kekuatan-kekuatan, yaitu :
1. Menolong kita untuk mengontrol sikap mental.
2. Menguasai keadaan penghdupan.
3. Mengatasi kegagalan, kemelaratan dan nasib buruk.
4. Membentuk pola pkr logs.
5. Mengamankan dari perasaan takut.
6. Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan
7. Mengembangkan kebasaan melalu rencana dan tujuan
8. Menentukan keberhasilan dalam memimpin.

Penerapan disiplin di lingkungan sekolah. Penerapan disiplin bagi siswa di lingkungan sekolah mempunyai makna mengajak untuk melakukan kebiasaan yang baik berdasarkan kesadaran diri siswa sendiri tanpa adanya paksaan.

Adapun konsep dasar penerapn disiplin para siswa di lingkungan sekolah ialah menyiapkan suasana belajar yang menyenangkan, berarti seorang pimpinan di sekolah dapat mengambil suatu tindakan kepada para siswa para guru, para pegawai yang melanggar peraturan disiplin di lngkungan sekolah.

Konsep-konsep penerapan dsiplin d lingkungan sekolah pada umumnya selalu memperhatkan :
1. Peraturan – peraturan yang jelas dan tegas, serta sangs-sangsi hukumnya.
2. Konsep disipln yang diterapkan phak sekolah harus masuk akal serta dapat d paham semua pihak.
3. Peraturan-peraturan yang akan di tentukan phak sekolah harus masuk akal serta dapat d pahami semua phak
4. Konsep disiplin yang dibuat sekolah adalah untuk kepentingan keadilan dan kesejahteraan bersama.
5. Konsep disiplin harus berisi bimbingan belajar, pendidkan dan dapat mencptakan klm belajar.
6. Konsep disiplin harus dapat memberikan motivasi belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi.




Disiplin merupakan keta’atan dan kesetian di dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.
1. Ada bimbingan kepada siswa, guru, pegawai, bagaimana untuk memenuhi ukuran pelaksanaan disiplin.
2. Tata aturan disiplin harus disepakati bersama serta dijalankan secara baik dan konsikuen.

Berdasarkan penjelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya disiplin belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi, yaitu sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipan yang menyenangkan.
2. Meningkatkan prestasi belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi.
3. Menghargai usaha-usaha secara aktif dan produktif
4. Adanya hormat menghargai semua pihak warga sekolah
5. Suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan
6. Konsep disiplin dapat diterima semua pihak warga sekolah.

Peran aktif siswa dalam meningkatkan tata tertib merupakan jaminan bagi terselenggaranya proses belajar mengajar

D. Kerja Sama

Para wira usaha harus bisa hidup dengan tidak merugikan orang lain. Pada hakekatnya kekuatan manusia terletak pada kemampuan untuk bekerja sama dengan manusia lainnya

Dengan sikap dan sifat demikian, akan terbinalah saling membantu dan saling menolong serta bekerja sama :
1). Dengan keluarga sendiri
2). Dengan orang-orang yang sepropesi
3). Dengan masyarakat
4). Dengan pemerintah

Seorang siswa di lingkungan sekolah yang selalu melaksanakan kerja sama, mudah bergaul dan selalu disenangi semua pihak. Ia selalu berperilaku menyenangkan bagi semua orang yang ada di lingkungan sekolah, sehngga akan mudah bekerja sama dalam mencapai tujuan.

B. KESIMPULAN PENTINGNYA KOMTMEN TINGGI BAGI SEORANG WIRA USAHAWAN
1. Petingnya Komitmen Tinggi

Seorang wira usahawan yang memiliki komitmen tinggi di dalam usahanya, diharapkan :
a. Pantang menyerah terhadap keadaan atau situasi apapun.
b. Memiliki semangat dan tahan uji dari sebab tantangan penderitaan, baik lahir maupun batin.
c. Memiliki kesabaran dan ketabahan di dalam berusaha
d. Selalu bekerja, berjuang dan berkorban.

Seorang wira usahawan yang berkomitmen tinggi akan memiliki kemerdekaan batin. Kemerdekaan batin itu dtandai oleh adanya kesselarasan antara keinginan dan pandangan dalam diri sendiri.

Seorang wira usahawan yang berkomitmen tinggi di dalam berwira usaha setidak-tidaknya harus memiliki tujuh kekuatan yang dapat membangun kepribadan, yaitu :
a. Keyakinan yang kuat untuk maju di dalam berwira usaha
b. Kemauan keras untuk maju di dalam berwira usaha
c. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif di dalam berwirausaha
d. Ketekunan dan keuletan di dalam berwirausaha
e. Kesabaran dan ketabahan di dalam berwirausaha
f. Ketahan fisik dan mental d dalam berwirausaha
g. Kejujuran dan tanggung jawab di dalam berwirausaha


Berikut ini ada beberapa komitmen tinggi yang harus di miliki seorang wirausahawan, yaitu :
a. Mengerti akan tujuan berwirausaha
b. Memiliki motivasi tnggi untuk mencapaii tujuan berwirausaha
c. Berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaannya di dalam berwrausaha
d. Bekerja dan berusaha dengan telti dan cermat di dalam berusaha.
e. Tidak suka menunda-nunda tugas dan pekerjaan di dalam berwirausaha.
f. Percaya kepada diri sendiri dalam menghadapi tugas dan pekerjaan di dalam berwirausaha
g. Selalu rajin tekun, ulet dan tabah dalam berwirausaha
h. Mampu mendayagunakan waktu sebaik-baiknya dalam berwirausaha

Berdasarkan penjelasan materi diatas akhrinya dapat diambil kesimpulan pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha, yaitu :
a. Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya minimal
b. Dapat menggunakan sumber daya secara lebih efesien
c. Menerapkan dan meningkatkan serta memajukan perusahaannya.
d. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha
e. Menngkatkan rasa kepercayaan dalam berwira usaha
f. Meningkatkan etos semangat kerja bagi peribadinya dalam berwira usaha



2. Menerapkan komitmen tinggi

Seorang wirausahawan apabila memliki skap positif dan komtmen tinggi biasanya akan cepat maju didalam kegiatan usahanya. Sikap ini ialah sikap komitmen tinggi yang dijalankan seorang wirausahawan. Seorang wirausahawan selan memperhatikan hal – hal kecil yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam tim kerja yang efektif, seorang wira usaha selain sadar sekecil apapun tugasnya memiliki kontribusi yang berart bagi tercapainta suatu tujuan.

Orang yang percaya pada komitmennya sendiri, positif, optimis, dan melakukan pekerjaan dengan keyakinannya akan memperoleh keberhasilan sesuai dengan keinginannya.

Melaksanakan komitmen tinggi dengan konsekwen dan konsisten berarti menghindari upaya – upaya tertentu.

Komitmen tinggi yang di jalankan seorang wirausahawan harus diikuti oleh employed an involvemen. Kurangnya mengikutsertakan baik secara individu, kelompok maupun departemen atau bagian akan menmbulkan rasa kurang bertanggung jawab.

Komitmen tinggi yang diterapkan seorang wirausahawan harus di dukung oleh pihak – pihak terkait di perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya komitmen tnggi dengan dukungan para karyawan perusahaan akan menngkatkan kesuksesan didalam berwirausaha.
Apa sebabnya ?. Sebabnya wirausaha tersebut dapat menerapkan dan melaksanakan :
a. tepat janji dan tepat waktu didalam bekerja
b. konssten terhadap tujuan ddalam berwirausaha
c. displin, keuletan dan bekerjasama didalam bekerja
d. sur tauladan kepada dirnya dan kepada karyawannya.

Anda harus berada d tempat dan waktu yang tepat. Kalau tidak anda tidak akan berhasil. Tanda orang maju, kaya dan berhasil yang umumnya orang lupa melihatnya, yatu motvasi mereka, daya penggerak diri, semangat dan kebutuhan mereka untuk mencapai tujuan.
(Wirausaha orientasi, konsepsi dan ikrar )

3. Membuat komitmen yang tnggi terhadap peluang perusahaan. Ini disebut perusahaan dan tingkah laku administrasi .sebaliknya perusahaan yang mempunyai Action, Orientation akan membuat klaim lebih dahulu terhadap pelanggan dan pegawai perusahaan ini disebut sebagai perusahaan yang memliki pola tingkah laku kewira usahaan.


4. Membuat komitmen tinggi terhadap sumberdaya.
Stevenson menjelaskan para wira usaha akan berusaha membuat omitmen tingg untuk mendapatkan hasil maksimal dengan sumberdaya minmal. Para pelaku ekonomi menyediakan lebih banyak sumber daya sesuai dengan kebutuhan untuk sebuah system perencanaan yang lebih konserpatif.

Seorang wira usahawan melakukan kegiatan usaha – usahanya dengan gaya yang smart ( cerdas, pintar dan bijak) bukan bergaya sepert mandor a bekerja prestatf, efektif dan efesien guna mencapai hasil usaha semaksimal mungkin. Pekerjaan pekerjaan besar bukanlah yang dlakukan oleh tarkan otot atau keterampilan jasmani melainkan oleh pengalaman, kekuatan watak dan keyakinan

konsep geografi

 Konsep Geografi
1. Globalisme
Konsep ini terwujud dari hasil studi tentang bumi sebagai suatu bentuk “sphaira” atau bola, dan bumi sebagai bagian dari tata-surya. Bentuk bumi seperti itu (speroid), peredarannya, dan hubungannya dengan matahari, menghasilkan kejadian-kejadian penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Inklinasi sumbu-sumbu dan revolusi bumi mengelilingi matahari menghasilkan musim dan zona iklim; rotasi bumi menimbulkan gejala siang-malam, mempengaruhi gerakan air dan udara. Studi tentang globe sebagai model (miniatur) dari bumi memberikan dasar pengertian tentang grid-paralel dan meridian, yang selanjutnya memberikan pengertian tentang waktu, letak geografis, hakikat skala, distorsi peta.
Pengetahuan tentang hubungan bumi-matahari, grid, skala, distorsi peta itu sangat mendasar bagi geografi.
2. Diversitas dan Variabilitas
Gejala-gejala permukaan bumi tidak sama dan tidak tersebar merata, menimbulkan kebedaan atau diversitas dari tempat ke tempat. Ada tiga buah konsep penting yang berkaitan dengan pengertian diversitas tersebut, yaitu pola, kebedaan areal, dan regionalisasi.
a. Pola
Gejala-gejala alam yang tersebar tidak merata pada permukaan bumi membentuk aneka ragam pola yang digambarkan pada peta dalam berbagai ragam skala. Contohnya : pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang, industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dsb. Pola-pola dari berbagai ragam gejala tersebut dapat digolong-golongkan dan dipelajari secara sistematis. Gabungan dari berbagai macam pola di suatu tempat atau wilayah akan menentukan ciri-ciri tertentu dan memberikan corak khas dari berbagai area. Keadaan areal yang berbeda-beda tersebut menjadi perhatian para ahli geografi.
b. Kebedaan Areal
Kebedaan areal merupakan konsep dasar geografi. Pada umumnya kebedaan areal tersebut mengacu kepada variabilitas dari permukaan bumi. Tidak ada dua tempat atau kawasan di dunia ini yang identik sama.
Geografi terwujud karena hasrat manusia untuk mengerti tentang kebedaan (diversitas) dari permukaan bumi, yaitu kebedaan areal. Dunia ini terdiri dari tempat-tempat dan kawasan yang berbeda satu sama lain sebagai akibat dari kejadian paduan (konfigurasi) gejala-gejala yang berada di atasnya.
c. Regionalisasi
Sungguhpun tidak ada dua tempat yang persis sama, namun ada wilayah-wilayah geografis yang sedikit-banyak memiliki kesamaan. Wilayah yang relatif sama atau homogen itu disebut kawasan atau region.
Lingkup kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; ada yang berdasarkan kesamaan jamak seperti iklim, vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut. Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu. Adapun geografi yang mempelajari kawasan atau region tersebut diberi nama Geografi Wilayah atau Geografi Regional.
3. Lokasi Keruangan dan Areal
a. Ruang-bumi
Aristoteles percaya bahwa ruang merupakan kondisi logis bagi tercapainya gejala-gejala. Newton menganggap ruang sebagai “wadah” dari obyek. Berkley melihat ruang sebagai konsep mental berdasarkan koordinasi penglihatan dan pendengaran kita. Leibniz mengartikan nilai sebagai suatu gagasan yang kita ciptakan agar dapat menstruktur hubungan di antara obyek-obyek yang kita pelajari. Bila obyek ditiadakan, maka ruang akan lenyap. Jadi menurut Leibniz, ruang bersifat subyektif dan relatif. Pernyataan kita tentang ruang sangat berbeda-beda berdasarkan latar-belakang ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Bagi geografi, yang dimaksud dengan ruang ialah ruang bumi, dan yang diartikan sebagai “wadah” dari gejala-gejala maupun sebagai ciri dari obyek atau gejala-gejala yang secara subyektif kita ciptakan. Ruang bumi diisi oleh segala macam benda, obyek, atau gejala material dan non material yang terwujud pada permukaan bumi. Asosiasi yang kompleks dari perwujudan berbagai gejala material dan non material itu merupakan hasil dari proses perubahan yang kontinyu (berkelanjutan) merupakan hasil proses dari urutan-urutan kejadian. Ada proses fisik, proses biotik, dan juga proses budaya. Proses-proses tersebut saling berinteraksi membentuk aneka ragam paduan (konfigurasi) gejala pada permukaan bumi, merupakan sistem manusia-lingkungan (men-environment system) yang disebut juga sebagai sistem keruangan (spatial system).
b. Situs
Situs (site) erat hubungannya dengan suatu gejala pada suatu letak fisis (physical setting) pada areal yang ditempatinya. Karena itu untuk mengerti tentang situs perlu pula mengerti tentang gejala-gejala fisis yang terdapat pada setiap kawasan atau region.
Gejala-gejala yang biasanya diselidiki oleh geografer dalam menguraikan dan menilai suatu situs ialah:
1) Bentuk-bentyuk permukaan (dataran rendah, pebukitan, pegunungan, lembah, plato, pulau, semenanjung, dsb.).
2) Perairan (perairan air sungai dan air laut, drainage, sungai, danau, rawa, lautan, dsb.).
3) Iklim (suhu, kelembaban, angin, curah hujan).
4) Tanah dan materi tanah.
5) Vegetasi (hutan, padang rumput, sabana, mangrove, dsb.).
6) Mineral (minyak bumi, batubara, emas, dsb.).
7) Situasi (situation), menjelaskan gejala dalam hubungannya dengan gejala lain. Misalnya hubungan tempat dengan tempat. Dalam hal ini diperlukan konsep jarak dan arah, juga hubungan fungsional antar tempat atau wilayah.
Isi lokasi bukanlah sekedar posisi atau kondisi atau situasi arah dan jarak yang menyangkut tempat atau wilayah, tetapi juga menyangkut persebaran dari gejala-gejala pada permukaan bumi
c. Ketersangkutpautan (interelatedness)
Para ahli geografi percaya akan adanya kebersangkut-pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan gejala-gejala pada suatu area. Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling hubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.
1) Assosiasi areal
Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada hubungan sebab akibat (kausalitas) antara gejala manusia dengan lingkungan fisiknya, yang menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda pada berbagai tempat dan wilayah. Preston James menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep assosiasi ialah menunjuk kepada adanya kombinasi atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang dapat menimbulkan kebedaan dari tempat ke tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah hubungan antara persebaran penduduk dengan faktor kelembaban lingkungan.
2) Interaksi keruangan
Merupakan saling hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat. Manusia sebagai “pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budaya manusia. Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia.
(a) Peredaran atau sirkulasi : menyangkut gerak dari gejala fisik, manusia, barang, dan gagasan (ide) ke seluruh penjuru dunia. Meliputi antara lain difusi kebudayaan, distribusi, perdagangan, migrasi, komunikasi dan lain sebagainya.
(b) Interdependensi : Merupakan bentuk saling-hubungan karena peredaran gejala-gejala. Dalam interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan lebih nyata daripada peristiwa interrelasi. Dunia sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-masyarakat dunia dengan saling ketergantungan yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE, PBB).
(c) Perubahan : Salah satu aspek paling penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamika dari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites, yang artinya “semua mengalir”. Memang di dunia ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala alami maupun gejala buatan manusia. Manusia bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.
Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi untuk mengetahui masa sekarang, perlu mengetahui pula masa lalu (sejarah). Dalam hal ini geografi melakukan rekonstruksi kejadian-kejadian. Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk kepada perubahan tempat dan wilayah pada permukaan bumi.
Erat hubungannya dengan konsep perubahan, ialah konsep proses. Proses ialah kejadian yang berurutan yang menimbulkan perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan bumi ini menjadi begitu kompleks karena adanya proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo (Preston James). Ada tiga macam proses, yaitu proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di dalam geografi ketiga macam proses tersebut dalam kenyataannya adalah satu proses utuh; penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.
e. Wilayah Kebudayaan
Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut penyesuaian dan pengawasan manusia (kontrol) terhadap lingkungan fisiknya. Keputusan yang diambil manusia tentang penyesuaian dan pengawasan terhadap lingkungan fisis tersebut sangat ditentukan oleh pola kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat. Kebudayaan dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit sebagai aspek yang menarik seperti kesenian, tata-krama, ilmu dan teknologi. Secara luas kebudayaan diartikan sebagai hasil dari daya akal atau daya budi manusia yang merupakan keseluruhan yang kompleks menyangkut pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, hukum dan lain-lain. Kemampuan atau kebiasaan yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.Taylor).
Di dalam Geografi, kebudayaan diartikan secara luas. Herskovits mengartikannya sebagai “man-made part of the environment”, sedang C.Kluckhohn sebagai “way of live”. P.V. de la Blache menyebutnya sebagai “genre de vie”, yaitu tipe-tipe proses produksi yang dipilih manusia dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah, iklim, dan ruang yang terdapat pada suatu wilayah atau kawasan, serta tingkat kebudayaan (dalam arti sempit) di wilayah tersebut.
(buta geografi). Bahwa semua cabang ilmu pengetahuan empiris yang masing-masing mempelajari gejala (phenomena) di permukaan bumi tanpa memahami dan peduli sistem interrelasi, interaksi, dan interdependensi bagian permukaan bumi (space, area, wilayah, kawasan) itu dengan manusia pasti akan membuat kerusakan di muka bumi.
Geografi tetap konsisten dengan obyek studinya yaitu melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Geografi pun mengajarkan kearifan teknologi dalam mengelola alam lingkungan hidupnya manusia.
KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI
Konsep esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui dan dikuasai peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan di setiap jenjang pendidikan. Dalam mengkaji objek geografi di kenal sepuluh konsep dasar yaitu sebagai berikut:
a. Konsep Lokasi
Secara pokok dapat dibedakan antara pengertian lokasi absolut dan lokasi relatif . Lokasi Absolut menunjukan letak yang tetap terhadap system grid (kisi-kisi) atau koordinat. Sedangkan lokasi relatif artinya lokasi yang berubah-berubah berkaitan dengan keadaan sekitarnya.
b. Konsep Jarak
Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami. Jarak berkaitan dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan.
c. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan (accessibility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.
d. Konsep Pola
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami maupun fenomena social budaya.
e. Konsep Morfologi
Morfologi menyangkut bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air, serta jenis vegetasi yang dominan.
f. Konsep Aglomerasi (menggerombol)
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat menggelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit karena paling menguntungkan.
g. Konsep Kegunaan
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, artinya tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi objek atau tempat satu dengan yang lain.Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara yang satu dan yang lain.
i. Konsep Diferensiasi Areal
Di setiap tempat atau wilayah, terwujud hasil integrasi berbagai unsure atau fenomena lingkungan baik bersifat alam maupun kehidupan.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruangan, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuh-tumbuhan, maupun sosial.
Geografi dalam Konsep
Konsep merupakan pola dalam bentuk pengertian abstraksi. Pola abstrak itu sendiri, terdapat dalam gejala geografi, yang akan kita pelajari. Selain itu, selain pola abstrak yang terdapat dalam gejala geografi, juga terdapat pula gejala nyata.
Gejala geografi itu sendiri, gelaja geografi yang ada disekitar kita merupakan hasil keselurahan interrelasi keruangan antara faktor fisik dan non-fisisk.
Di dalam mempelajari konsep georgrafi terdapat istilah Konsep Esensial Geografi. Konsep Esensial tersebut ada 10 macam konsep.
10 Macam Konsep Esensial Geografi tersebut, yaitu sebagai berikut dan akan diubahas secara satu persatu.
1.Konsep Lokasi
Konsep Lokasi dalam geografi, menganalisis aspek positif dan aspek negatif suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
Konsep lokasi biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where” (dimana) lokasi suatu tempat.
Konsep lokasi dalam geografi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1)Lokasi Absolut, yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur.
Contoh : Secara Astronomis lokasi negara Indonesia terletak antara 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
2)Lokasi Relatif, yaitu suatu lokasi wilayah di permukaan bumi yang sifatnya dapat berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh daerah-daerah yang ada di sekitarnya.
Contoh : Tanah yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya mempunyai harga lebih mahal, daripada di desa.
2.Konsep Jarak
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah
Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia.
Contoh :
1)Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih murah.
2)Jarak tempuh untuk menyangkut bahan baku ke pabrik, mempengaruhi besar biaya angkut.
3)Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya lebih mahal, dan seterusnya.
3.Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan mempunyai kaitaan dengan kondisi yang ada di permukaan bumi ini. Misalnya, suatu daerah tradisonal karena kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah tersebut sulit untuk dijangkau.
Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut.
Dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.
Contoh :
1)Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan hutan-hutan, biasanya sulit untuk dijangkau daripada desa yang terletak di tepian pantai-pantai.
2)Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam hutan-hutan belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
3)Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.
4.Konsep Pola
Pola mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-bentuk fenomena geografi yang telah ada di bumi (permukaan bumi).
Di dalam mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelejari pola-pola bentuk dan pola-pola persebaran fenomena geografi.
Contohnya :
1)Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan telah didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
2)Pola sungai-sungai yang ada pada daerah lipatan-lipatan pada umumnya berpola trellis.
3)Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan di dominasi oleh pola mengumpul (menyatu).
5.Konsep Morfologi
Konsep morfologi mempunyai kaitan dengan bantuk muka (permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya tenaga-tenaga endogen dan eksogen.
Contohnya :
1)Dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa telah didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
2)Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya banyak telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
3)Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak digunakan sebagai kota-kota besar.
6.Konsep Anglomerasi
Anglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang mempunyai sifat mengelompok pada suatu wilayah tertentu, yang relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan.
Contoh :
1)Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok sepanjang aliran sungai.
2)Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah perhutanan.
3)Di pulau Jawa, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah pusat-pusat kota (perkotaan)
7.Konsep Nilai Kegunaan
Nilai Kegunaan merupakan fenomena geografi atau sumber daya yang ada di permukaan bumi ini yang mempunyai sifat relatif antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.
Contoh :
1)Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam, dibandingkan pelajar.
2)Laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan, dibandingkan dengan petani.
3)Pegunungan memiliki nilai kegunaan bagi para petani, dibandingkan nelayan.
8.Konsep Interaksi
Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenapakan, dan permasalahan baru.
Dalam Konsep Interaksi ini, gejala-gejala yang satu dengan gejala-gejala yang lainnya, saling tergantung satu sama lain.
Contoh :Interaksi kota-desa terjadi, karena adanya perbedaan potensi alam. Misalnya, desa menghasilkan bahan baku, sedangkan kota menghasilkan barang industri. Karena kedua wilayah saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi.
9.Konsep Diferensiasi Area Diferensiasi Area berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah di permukaan bumi.
Konsep Diferensiasi Area ini, digunakan untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi.
Contoh :Jenis tanaman yang di budidayakan, antara dataran tinggi akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah. Contoh yang rinci, terdapat pada klasifikasi iklim Junghuhn, yaitu :
a)Zona dengan ketinggian 0 – 700 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
b)Zona ketinggian 700 –1.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu, teh, kopi, ckolat, tembakau, dan kina.
c)Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan, yaitu pinus, dan cemara.
d)Zona dengan ketinggian lebih dari 2.500 m, jenis tanaman didominasi oleh lumut.
Selain itu, Konsep Diferensiasi Area dapat juga digunakan untuk melihat jenis mata pencaharian penduduk, misalnya penduduk yang tinggal di daerah pantai dominan bermata pencaharian nelayan, berbeda dengan penduduk yang tinggal di dataran rendah cenderang bermata pencaharian sebagai petani.
10.Konsep Keterkaitan Ruang Keterkaitan ruang menunjukkan derajat keterkaitan persebaran antara fenomena yang satu dengan yang lain, baik yang menyangkut fenomena fisik maupun non-fisik.
Contoh : Wilayah pedesaan dengan perkotaan. Misalnya, penduduk kota memerlukan bahan pangan dari desa, sebaliknya penduduk desa perlu memasarkan hasil alamnya ke kota.
1. Konsep Esensial Geografi
Konsep adalah pengertian dari sekelompok fenomena/gejala-gejala, sehingga dapat
dipakai untuk menggambarkan berbagai gejala/fenomena yang sama. Ada 10 konsep
esensial (dasar) geografi, yaitu:
a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/
terletak di Jawa Timur.
b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi
jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis
lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang
sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya
rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km
atau Jakarta – Bandung dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak.
Kedua hal ini merupakan contoh jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute
dan waktu.
c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat,
misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan
dengan dari Jakarta ke Pulau Kelapa (di kepulauan Seribu) karena kendaraan
Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Pulau
Kelapa.
d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola pemukiman
yang menyebar, yang berbentuk garis dan sebagainya.
e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi
dan sedimentasi.
f. Konsep Aglomerasi; yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya
sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung
mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan
sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di
tanah datar yang subur.
g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang
berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya daerah wisata mempunyai
kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. Tempat wisata tersebut
belum tentu bernilai untuk pertanian atau fungsi lainnya.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan ketergantungan
satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya
terjadi saling membutuhkan.
i. Konsep Deferensiasi Areal; yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat
dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajad
keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.
Berikut ini contoh pengembangan konsep geografi dalam uraian yang lebih lengkap,
dengan mengambil salah satu konsep yaitu aglomerasi pemukiman.
Pola persebaran pemukiman berbeda-beda, hal ini disebabkan keadaan wilayah yang
berbeda-beda pula. Persebaran pemukiman itu antara lain disebabkan oleh adanya
sungai atau jalan raya, pusat kegiatan ekonomi, adanya daerah tambang, pola
penggunaan tanah, alasan keamanan dan sebagainya.
Pola persebaran pemukiman dapat ditinjau dari dua aspek yaitu kejarangannya dan
bentuknya. Kejarangannya terdiri dari menggerombol (clustered), menyebar tak teratur
(random) dan teratur (regulair).
Pengertian Konsep Geografi
Konsep geografi(Nursid Sumaatmadja) adalah pola abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala konkret tentang Geografi. Pada dasarnya konsep geografi terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut
1.Konsep Geografi secara Denotatif
Konsep Geografi secara denotative dapat menjelaskan berbagai pengertian gejala Geografi berdasarkan definisi atau kamus. Contoh : Erosi merupakan proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di atas permukaan bumi.
2. Konsep Geografi secara Konotatif
Konsep Geografi konotatif memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan arti secara harfiah. Di dalamnya menyangkut semua aspek yang berhubungan dengan konsep yang dibahas antara lain persebarannya, faktor pendorongnya, jenisnya, dan proses pembentukannya. Konsep Geografi bermanfaat untuk membimbing kita dalam berfikir dari sudut pandang Geografi. Berikut ini akan dijelaskan tiga pendapat yang mengungkapkan tentang konsep Geografi :
Konsep Geografi Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI)
Konsep Lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer dan konsep yang digunakan untuk menjawab pertannyaan where(dimana) terjadinya fenomena. Konsep lokasi dibagi atas : – Lokasi Absolut Lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur, dan sifatnya tetap. Contoh : Indonesia terletak di 6˚LU – 11˚LS dan 95˚BT – 141˚ BT – Lokasi Relatif Lokasi yang artinya berubah-ubah karena dipengaruhi daerah sekitar. Contoh : Bagi seseorang yang tinggal di kec. Kepanjen, lokasi Stadion Kanjuruhan tidaklah jauh. Namun menurut orang yang tinggal di kec. Batu lokasi Stadion kanjuruhan cukup jauh.
Konsep Jarak yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas : – Jarak absolute : satuan panjang yang diukur dengan kilometer. -Jarak Relatif : jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu.
Konsep jarak berkaitan dengan lokasi, kehidupan social, ekonomi, dan bersifat relative. Jarak juga berpengaruh terhadap harga dan nilai barang. Contoh : o Harga tanah akan semakin mahal jika jaraknya berdekatan dengan jalan raya o Harga produksi pertanian akan lebih mahal di pasar yang letaknya jauh dari dari pusat produksi dari pada pasar yang letaknya lebih dekat dengan tempat produksi
Konsep Keterjangkauan Menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya. Contoh: Daerah yang terletak dipedalaman hutanyang lebat akan terisolir dari daerah luar karena tidak adanya akses untuk menuju kesana.
Konsep Pola Pola adalah sesuatu yang berulang sehingga menampakkan suatu bentuk yang konsisten. Konsep pola berkaitan dengan persebaran fenomena geosfer di permukaan bumi. seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain. Contoh: Pola permukiaman penduduk biasanya terkait dengan ketersediaan SDA, sungai, jalan, dan bentuk lahan.\
Konsep Morfologi Menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Dengan konsep morfolofi, orang akan mudah memperkirakan potensi lahan tertentu. Contoh : Daerah pegunungan cocok digunakan untuk pertanian dan perkebunan
Konsep Aglomerasi atau Konsep Mengelompok Berkaitan dengan kecenderungan penyebaran obyek geografi di permukaan bumi. Pengelompokan fenomena di suatu kawasan biasanya karena adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif Contoh : – Adanya daerah kumuh dan daerah elit – Pengelompokan industry disuatu tempat (aglomerasi industri) – Didaerah pedesaan, pemukiman akan mengelompok di dekat lahan pertanian atau dekat dengan sumber air.
Konsep Nilai Guna Konsep nilai guna, yaitu nilai sesuatu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lokasi, jarak, dan keterjangkauan. Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
Konsep Interaksi atau Interdependensi Menyatakan bahwa sesuatu yang ada di permukaan bumi terkait dengan objek lain dan tidak dapat berdiri sendiri. Contoh : interaksi antara desa dengan kota, orang kota membutuhkan bahan pangan dari desa dan sebaliknya orang desa membutuhkan alat-alat elektronik dan alat-alat produksi dari kota. i) Konsep Diferensiasi Areal Konsep diferensiasi areal, yaitu konsep yang memandang bahwa tidak ada suatu ruang di permukaan bumi yang sama. Pasti suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya. daerah-daerah yang terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.
Konsep Keterkaitan Ruang Memandang bahwa setiap kehidupan di suatu ruang tidak terlepas dari kehidupan di ruang sekitarnya. Konsep ini hampir sama dengan konsep interaksi, perbedaannya pada lingkup yang lebih luas. Jadi dapat diartikan sebagai, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat. Contoh: Daerah pantai penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, karena dekat laut. Ruang Kota Jakarta terkait dengan ruang Kota Bandung. Setiap akhir pekan, jalur atau jalan sekitar Puncak-Bogor selalu macet karena banyak orang Jakarta yang ingin berlibur di Bandung.
Konsep Geografi Menurut Henry J.Warman
Henry J.Warman mengemukakan 15 konsep Geografi yang dapat dipergunakan sebagai landasan untuk mengungkapkan gejala-gejala yang terrdapat di permukaan bumi. Dengan demikian, dapat dipahami adanya hubungan sebab-akibat, hubungan fungsi, proses terjadinya gejala, dan masalah-masalah Geografi yang terrdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :
1) Konsep Regional (Regional concept).
2) Konsep Ruang Kehidupan (Life layer concept).
3) Konsep manusia sebagai makhluk yang paling dominan (Man ecological dominant concept).
4) Konsep Global (Globalism concept).
5) Konsep Interaksi Keruangan (Spatial interaction concept).
6) Konsep Hubungan Antartempat (Areal relationship concept).
7) Konsep tempat yang sama (Areal likenesses concept).
8) Konsep perbedaan tempat (Areal differences concept).
9) Konsep keunikan tempat (Areal uniquenesses concept).
10) Konsep persebaran lokasi (Areal distribution concept).
11) Konsep lokasi relative (Relative location concept).
12) Konsep perbandingan keuntungan (Comperative advantage concept).
13) Konsep perubahan yang terus-menerus (Perpetual transformation concept).
14) Konsep penetapan sumber budaya (Culturally defined resources concept).
15) Konsep Bumi bulat pada bidang datar (Round Earth on flat paper concept).
Konsep Geografi Menurut Getrude WippleGetrude Wipple kemudian menyederhanakan 15 konsep tersebut menjadi lima konsep utama,
yaitu sebagai berikut :
a. Bumi sebagai sebuah planet (The Earth as a planet).
b. Keragaman cara hidup (Varied ways of living).
c. Keragaman region alam (Varied natural regions).
d. Arti manfaat region bagi manusia (Significance of region to man).
e. Peranan lokasi dalam memahami berbagai kejadian didunia (The importance of location in understanding world
affairs)

Perintah DOS



Perintah DOS
1 . CLS
     Arti : Clear Screen
     Kegunaan : Membersihkan Layar Monitor
     Format : CLS
     Contoh : cls

2 . DIR
     Arti : Dirrectory
     Kegunaan : Melihat Isi Direktori
     Format : DIR [drive:][path][filename] [/A[[:]attributes]] [/B] [/C] [/D] [/L] [/N]
  [/O[[:]sortorder]] [/P] [/Q] [/R] [/S] [/T[[:]timefield]] [/W] [/X] [/4]
[drive:][path][filename]
            Specifies drive, directory, and/or files to list.

/A          Displays files with specified attributes.
attributes   D  Directories                R  Read-only files
                  H  Hidden files              A  Files ready for archiving
                  S  System files               I  Not content indexed files
                  L  Reparse Points          -  Prefix meaning not
/B          Uses bare format (no heading information or summary).
/C          Display the thousand separator in file sizes.  This is the
            default.  Use /-C to disable display of separator.
/D          Same as wide but files are list sorted by column.
/L          Uses lowercase.
/N          New long list format where filenames are on the far right.
/O          List by files in sorted order.
sortorder    N  By name (alphabetic)           S  By size (smallest first)
                    E  By extension (alphabetic)  D  By date/time (oldest first)
                   G  Group directories first    -  Prefix to reverse order
/P          Pauses after each screenful of information.
/Q          Display the owner of the file.
/R          Display alternate data streams of the file.
/S          Displays files in specified directory and all subdirectories.
/T          Controls which time field displayed or used for sorting
timefield   C  Creation
            A  Last Access
            W  Last Written
/W          Uses wide list format.
/X          This displays the short names generated for non-8dot3 file
            names.  The format is that of /N with the short name inserted
            before the long name. If no short name is present, blanks are
            displayed in its place.
/4          Displays four-digit years

     Contoh :
      Dir              : Melihat isi direktori di drive yang aktif
      Dir E            : Melihat isi direktori di drive E
      Dir P*.*      : Melihat isi direktori yang diawali huruf  “P”
      Dir *.DOC*  : Melihat Isi Direktori semua file / subdirektori yang diakhiri dengan DOC
      Dir ?a*.*       : Melihat isi file yang huruf keduanya “a”

3 . CD
     Arti :  Change Dirrectory
     Kegunaan : Menampilkan atau menulis ke suatu Direktori
     Format :
    CHDIR [/D] [drive:][path]
   CHDIR [..]
   CD [/D] [drive:][path]
   CD [..]
 
     Contoh :
     CD : Menuju Direktory yang aktif
     CD. : Menuju Direktory yang aktif
     CD.. : Menuju ke Directorry atasnya
     CD\ : Menuju ke Dirrectory utama
     CD SISWA\*KELAS XE* : Menuju ke directory “KELAS XE” yang ada di directory SISWA
4. MD
     Arti :  Make Directorry
     Kegunaan : Untuk Membuat Folder
     Format : MKDIR [drive:]path
      MD [drive:]path

   If Command Extensions are enabled MKDIR changes as foll

MKDIR creates any intermediate directories in the path,
For example, assume \a does not exist then:

    mkdir \a\b\c\d

is the same as:

    mkdir \a
    chdir \a
    mkdir b
    chdir b
    mkdir c
    chdir c
    mkdir d

which is what you would have to type if extensions were

     Contoh :  MD ‘najibullah’

5. RD
     Arti :  Remove Dirrectorry
     Kegunaan : menghapus folder
     Format : RMDIR [/S] [/Q] [drive:]path
     RD [/S] [/Q] [drive:]path

    /S      Removes all directories and files in the specified directory
            in addition to the directory itself.  Used to remove a directory
            tree.

    /Q      Quiet mode, do not ask if ok to remove a directory tree with /S
     Contoh : rd "'najibullah'"
6.  DEL
     Arti :  Delete
     Kegunaan : Menghapus 1 atau lebih file
     Format : 09/12/2012  10:11 AM    <DIR>          .
09/12/2012  10:11 AM    <DIR>          ..
08/29/2012  10:14 AM            29,184 najib.docx
08/29/2012  10:14 AM            29,184 Operasi Dasar Komputer.docx
09/12/2012  10:02 AM            32,768 Perintah DOS.docx
               3 File(s)         91,136 bytes
               2 Dir(s)  208,513,839,104 bytes free

G:\XE\Najibullah Wicaksana W>del najib.docx

G:\XE\Najibullah Wicaksana W>dir
 Volume in drive G is DATA
     Contoh :  W>del najib.docx
7 . Tree
     Arti :  Grafis
     Kegunaan : Secara grafis menampilkan struktur folder dari suatu drive

     Format : TREE [drive:][path] [/F] [/A]

   /F   Display the names of the files in each folder.
   /A   Use ASCII instead of extended characters.
     Contoh : tree /?
8. REN
    Arti :  Rename
     Kegunaan : mengganti nama sebuah file
     Format : RENAME [drive:][path]filename1 filename2.
REN [drive:][path]filename1 filename2.

Note that you cannot specify a new drive or path for your destination file.
     Contoh : W>ren perintah DOS.docx PERINTAH DOS