A. MEMAHAMI KOMITMEN
TINGGI
1. Faktor – Faktor Komtmen Tinggi
Dalam waktu yang terbatas, kita harus menghasilkan sesuatu dan dalam waktu yang
pendek itu juga kita akan menerima kerugian.
Seorang wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang mentaati dan
memenuh janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil.
Menunjukkan komitmen tinggi, bukan semata – mata membuat ide, melainkan terkait
adanya factor-faktor pendudkung yang betul-betul memanfaatkan komitmen tingg.
Faktor – factor tersebut antara lain :
a. Konsisten, tegas dan fair
b. Mercusuar
c. Konsentrasi pada manusia
2. Menerapkan Prlaku Tepat Waktu
Dalam waktu yang sangat pendek kita akan menemukan kemungkinan-kemungkinan
untuk maju / mendapatkan suatu keberhasilan.
a. Tepat waktu merupakan organisas
b. Tepat waktu merupakan kekuasaan
c. Tepat waktu merupakan nila uang
d. Tepat waktu merupakan ukuran
Mereka yang dapat mengatur dan menggunakan waktu adalah mereka yang berhasil
dlam berwirausha. Apa yang dapat kita kerjakan semalam harus kita lakukan
sekarang dan jangan di tunggu sampi hari esok.
Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat ditabung, semakin sore sungguh semakin
kehilangan waktu, uang dapat dicari dan diperoleh kembali, tetapi waktu berlalu
terus dan tidak dapat kembal lagi.
3. Menerapkan Prilaku Tepat Janji
Modal utama bagi para siswa di sekolah, yaitu kalau berkata harus jujur dan
kalau berjanji dengan teman-teman harus di tepati, tepat janji merupakan sfat
yang perlu di miliki oleh setiap siswa di sekolah karena sifat ini akan
mendapat rasa keperccayaan.
Cir-ciri kepribadian seorang siswa sebagai calon wira usaha yaitu :
a. Bermoral tinggi dalam menepati janji
b. Bersikap mental tinggi dalam menempati janji
c. Terampill di dalam belajar dalam berusaha.
Penerapan tepat janji, pada siswa di lingkungan sekolah sebagai berikut :
a. Para siswa di biasakan sehari-harinya untuk menggunakan tepat janji.
b. Membiasakan mendidik diri sendiri dalam belajar.
c. Meningkatkan disiplin diri sendiri untuk membiasakan budaya menepati janji.
4. Penampilan
Jika di fokuskan kepada orangnya maka seorang wirausaha dimana saja dia berada,
haruslah dapat menunjukan penampilan yang baik, sopan santun, mempunyai tata
karma, mempunyai kejujuran dengan tujuan agar disenangi, dipercaya dan
dsenangi.
Di dalam penampilannya seorang wirausaha, diharapkan :
a. Bermoral / berakhlaq baik dan jujur
b. Melaksanakan tata karma yang baik
c. Melaksanakan sopan santun
d. Memberi contoh suri teladan yang baik
e. Tolong menolong dengan sesama anggota masyarakat
f. Tenggang rasa dengan sesama anggota masyarakat
g. Melaksanakan norma-norma anggota masyrakat
h. Hormat menghormati sesama anggoata masyarakat
i. Berbusana yang sopan
j. Berbicara yang baik
Jika dii fokuskan pada mutu produknya, seorang wrausaha harus dapat menampilkan
hasilnya dengan suatu gatra dan usaha – usaha untuk menentukan sejenis produk
yang sesuai dengan keinginan para konsumen. Penampilan produk diharapkan dan
dihadapkan pada 3 pilihan, yaitu : produk dan pelayanannya harus dapat
menampilkan, dapat menciptakan suasana bisnis yang mennyenangkan. Seorang wira
usaha yang baik selalu berserah diri dan tawakal kepada Allah, niscaya dalam
usahanya akan berhasil.
Menampilkan produk juga dapat dipengaruhi oleh warnanya, mereknya dan bungkusnya.
Didalam dunia usaha, penampilan bungkus produk turut ambil bagan untuk
menentukan keberhaslan perusahaan.
Sekarang penampilan bungkus produk merupakan alat yang sangat ampuh untuk
meningkatkan omzet penjualan.
Semua kesulitan dan gangguan itu kita kembalikan kepada kekuasaan tuhan, karena
semuanya di anggap bareal dari tuhan juga.
Untuk mngatas bermacam cobaan, kita harus melatih ketabahan antara lan dengan
memelhara pendirian bahwa kita harus sukses harus maju untuk mencapai tujuan.
Rajin, tekun, ulet, dan tabah belajar meskipun menghadapi cobaan dan godaan
demi kesuksesan dalam berwira usaha.
Akan tetapi, tentu saja keuletan itu harus di tunjang oleh perjuangan,
pengorban dan kepercayaan kepada diri sendri.
C. Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa inggris “disciple” yang col pengkut atau murid.
Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan kataan pada aturan.
Displin itu merupakan suatu karakter yang bersifat perseorangan dan datang dari
diri sendiri. Disiplin terhadap diri sendiri tidak mungkin dimiliki hanya
dengan cara memnta dan pelaksanaannya tdak begitu mudah.
Disiplin terhadap diri sendiri merupakan hasil dari kemauan dan memerlukan
waktu yang cukup lama.
Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang
kuat dan tdak mudah menyerah walaupun dalam keadaan yang sulit. Disiplin diri
sendiri memberikan kekuatan-kekuatan, yaitu :
1. Menolong kita untuk mengontrol sikap mental.
2. Menguasai keadaan penghdupan.
3. Mengatasi kegagalan, kemelaratan dan nasib buruk.
4. Membentuk pola pkr logs.
5. Mengamankan dari perasaan takut.
6. Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan
7. Mengembangkan kebasaan melalu rencana dan tujuan
8. Menentukan keberhasilan dalam memimpin.
Penerapan disiplin di lingkungan sekolah. Penerapan disiplin bagi siswa di
lingkungan sekolah mempunyai makna mengajak untuk melakukan kebiasaan yang baik
berdasarkan kesadaran diri siswa sendiri tanpa adanya paksaan.
Adapun konsep dasar penerapn disiplin para siswa di lingkungan sekolah ialah menyiapkan
suasana belajar yang menyenangkan, berarti seorang pimpinan di sekolah dapat
mengambil suatu tindakan kepada para siswa para guru, para pegawai yang
melanggar peraturan disiplin di lngkungan sekolah.
Konsep-konsep penerapan dsiplin d lingkungan sekolah pada umumnya selalu
memperhatkan :
1. Peraturan – peraturan yang jelas dan tegas, serta sangs-sangsi hukumnya.
2. Konsep disipln yang diterapkan phak sekolah harus masuk akal serta dapat d
paham semua pihak.
3. Peraturan-peraturan yang akan di tentukan phak sekolah harus masuk akal
serta dapat d pahami semua phak
4. Konsep disiplin yang dibuat sekolah adalah untuk kepentingan keadilan dan
kesejahteraan bersama.
5. Konsep disiplin harus berisi bimbingan belajar, pendidkan dan dapat
mencptakan klm belajar.
6. Konsep disiplin harus dapat memberikan motivasi belajar, bekerja, berkarya
dan berpartisipasi.
Disiplin merupakan keta’atan dan kesetian di dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban.
1. Ada bimbingan kepada siswa, guru, pegawai, bagaimana untuk memenuhi ukuran
pelaksanaan disiplin.
2. Tata aturan disiplin harus disepakati bersama serta dijalankan secara baik
dan konsikuen.
Berdasarkan penjelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya disiplin
belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi, yaitu sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipan yang
menyenangkan.
2. Meningkatkan prestasi belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi.
3. Menghargai usaha-usaha secara aktif dan produktif
4. Adanya hormat menghargai semua pihak warga sekolah
5. Suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan
6. Konsep disiplin dapat diterima semua pihak warga sekolah.
Peran aktif siswa dalam meningkatkan tata tertib merupakan jaminan bagi
terselenggaranya proses belajar mengajar
D. Kerja Sama
Para wira usaha harus bisa hidup dengan tidak merugikan orang lain. Pada
hakekatnya kekuatan manusia terletak pada kemampuan untuk bekerja sama dengan
manusia lainnya
Dengan sikap dan sifat demikian, akan terbinalah saling membantu dan saling
menolong serta bekerja sama :
1). Dengan keluarga sendiri
2). Dengan orang-orang yang sepropesi
3). Dengan masyarakat
4). Dengan pemerintah
Seorang siswa di lingkungan sekolah yang selalu melaksanakan kerja sama, mudah
bergaul dan selalu disenangi semua pihak. Ia selalu berperilaku menyenangkan
bagi semua orang yang ada di lingkungan sekolah, sehngga akan mudah bekerja
sama dalam mencapai tujuan.
B. KESIMPULAN PENTINGNYA KOMTMEN TINGGI BAGI SEORANG WIRA USAHAWAN
1. Petingnya Komitmen Tinggi
Seorang wira usahawan yang memiliki komitmen tinggi di dalam usahanya,
diharapkan :
a. Pantang menyerah terhadap keadaan atau situasi apapun.
b. Memiliki semangat dan tahan uji dari sebab tantangan penderitaan, baik lahir
maupun batin.
c. Memiliki kesabaran dan ketabahan di dalam berusaha
d. Selalu bekerja, berjuang dan berkorban.
Seorang wira usahawan yang berkomitmen tinggi akan memiliki kemerdekaan batin.
Kemerdekaan batin itu dtandai oleh adanya kesselarasan antara keinginan dan
pandangan dalam diri sendiri.
Seorang wira usahawan yang berkomitmen tinggi di dalam berwira usaha
setidak-tidaknya harus memiliki tujuh kekuatan yang dapat membangun kepribadan,
yaitu :
a. Keyakinan yang kuat untuk maju di dalam berwira usaha
b. Kemauan keras untuk maju di dalam berwira usaha
c. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif di dalam berwirausaha
d. Ketekunan dan keuletan di dalam berwirausaha
e. Kesabaran dan ketabahan di dalam berwirausaha
f. Ketahan fisik dan mental d dalam berwirausaha
g. Kejujuran dan tanggung jawab di dalam berwirausaha
Berikut ini ada beberapa komitmen tinggi yang harus di miliki seorang
wirausahawan, yaitu :
a. Mengerti akan tujuan berwirausaha
b. Memiliki motivasi tnggi untuk mencapaii tujuan berwirausaha
c. Berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaannya di dalam
berwrausaha
d. Bekerja dan berusaha dengan telti dan cermat di dalam berusaha.
e. Tidak suka menunda-nunda tugas dan pekerjaan di dalam berwirausaha.
f. Percaya kepada diri sendiri dalam menghadapi tugas dan pekerjaan di dalam
berwirausaha
g. Selalu rajin tekun, ulet dan tabah dalam berwirausaha
h. Mampu mendayagunakan waktu sebaik-baiknya dalam berwirausaha
Berdasarkan penjelasan materi diatas akhrinya dapat diambil kesimpulan
pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha, yaitu :
a. Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya minimal
b. Dapat menggunakan sumber daya secara lebih efesien
c. Menerapkan dan meningkatkan serta memajukan perusahaannya.
d. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha
e. Menngkatkan rasa kepercayaan dalam berwira usaha
f. Meningkatkan etos semangat kerja bagi peribadinya dalam berwira usaha
2. Menerapkan komitmen tinggi
Seorang wirausahawan apabila memliki skap positif dan komtmen tinggi biasanya
akan cepat maju didalam kegiatan usahanya. Sikap ini ialah sikap komitmen
tinggi yang dijalankan seorang wirausahawan. Seorang wirausahawan selan
memperhatikan hal – hal kecil yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam tim
kerja yang efektif, seorang wira usaha selain sadar sekecil apapun tugasnya memiliki
kontribusi yang berart bagi tercapainta suatu tujuan.
Orang yang percaya pada komitmennya sendiri, positif, optimis, dan melakukan
pekerjaan dengan keyakinannya akan memperoleh keberhasilan sesuai dengan
keinginannya.
Melaksanakan komitmen tinggi dengan konsekwen dan konsisten berarti menghindari
upaya – upaya tertentu.
Komitmen tinggi yang di jalankan seorang wirausahawan harus diikuti oleh
employed an involvemen. Kurangnya mengikutsertakan baik secara individu,
kelompok maupun departemen atau bagian akan menmbulkan rasa kurang bertanggung
jawab.
Komitmen tinggi yang diterapkan seorang wirausahawan harus di dukung oleh pihak
– pihak terkait di perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya komitmen tnggi
dengan dukungan para karyawan perusahaan akan menngkatkan kesuksesan didalam
berwirausaha.
Apa sebabnya ?. Sebabnya wirausaha tersebut dapat menerapkan dan melaksanakan :
a. tepat janji dan tepat waktu didalam bekerja
b. konssten terhadap tujuan ddalam berwirausaha
c. displin, keuletan dan bekerjasama didalam bekerja
d. sur tauladan kepada dirnya dan kepada karyawannya.
Anda harus berada d tempat dan waktu yang tepat. Kalau tidak anda tidak akan
berhasil. Tanda orang maju, kaya dan berhasil yang umumnya orang lupa
melihatnya, yatu motvasi mereka, daya penggerak diri, semangat dan kebutuhan
mereka untuk mencapai tujuan.
(Wirausaha orientasi, konsepsi dan ikrar )
3. Membuat komitmen yang tnggi terhadap peluang perusahaan. Ini disebut
perusahaan dan tingkah laku administrasi .sebaliknya perusahaan yang mempunyai
Action, Orientation akan membuat klaim lebih dahulu terhadap pelanggan dan
pegawai perusahaan ini disebut sebagai perusahaan yang memliki pola tingkah
laku kewira usahaan.
4. Membuat komitmen tinggi terhadap sumberdaya.
Stevenson menjelaskan para wira usaha akan berusaha membuat omitmen tingg untuk
mendapatkan hasil maksimal dengan sumberdaya minmal. Para pelaku ekonomi
menyediakan lebih banyak sumber daya sesuai dengan kebutuhan untuk sebuah
system perencanaan yang lebih konserpatif.
Seorang wira usahawan melakukan kegiatan usaha – usahanya dengan gaya yang
smart ( cerdas, pintar dan bijak) bukan bergaya sepert mandor a bekerja
prestatf, efektif dan efesien guna mencapai hasil usaha semaksimal mungkin.
Pekerjaan pekerjaan besar bukanlah yang dlakukan oleh tarkan otot atau
keterampilan jasmani melainkan oleh pengalaman, kekuatan watak dan keyakinan
Minggu, 14 Oktober 2012
konsep geografi
Konsep Geografi
1. Globalisme
Konsep ini terwujud dari hasil studi tentang bumi sebagai suatu bentuk “sphaira” atau bola, dan bumi sebagai bagian dari tata-surya. Bentuk bumi seperti itu (speroid), peredarannya, dan hubungannya dengan matahari, menghasilkan kejadian-kejadian penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Inklinasi sumbu-sumbu dan revolusi bumi mengelilingi matahari menghasilkan musim dan zona iklim; rotasi bumi menimbulkan gejala siang-malam, mempengaruhi gerakan air dan udara. Studi tentang globe sebagai model (miniatur) dari bumi memberikan dasar pengertian tentang grid-paralel dan meridian, yang selanjutnya memberikan pengertian tentang waktu, letak geografis, hakikat skala, distorsi peta.
Pengetahuan tentang hubungan bumi-matahari, grid, skala, distorsi peta itu sangat mendasar bagi geografi.
Konsep ini terwujud dari hasil studi tentang bumi sebagai suatu bentuk “sphaira” atau bola, dan bumi sebagai bagian dari tata-surya. Bentuk bumi seperti itu (speroid), peredarannya, dan hubungannya dengan matahari, menghasilkan kejadian-kejadian penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Inklinasi sumbu-sumbu dan revolusi bumi mengelilingi matahari menghasilkan musim dan zona iklim; rotasi bumi menimbulkan gejala siang-malam, mempengaruhi gerakan air dan udara. Studi tentang globe sebagai model (miniatur) dari bumi memberikan dasar pengertian tentang grid-paralel dan meridian, yang selanjutnya memberikan pengertian tentang waktu, letak geografis, hakikat skala, distorsi peta.
Pengetahuan tentang hubungan bumi-matahari, grid, skala, distorsi peta itu sangat mendasar bagi geografi.
2. Diversitas dan Variabilitas
Gejala-gejala permukaan bumi tidak sama dan tidak tersebar merata, menimbulkan kebedaan atau diversitas dari tempat ke tempat. Ada tiga buah konsep penting yang berkaitan dengan pengertian diversitas tersebut, yaitu pola, kebedaan areal, dan regionalisasi.
Gejala-gejala permukaan bumi tidak sama dan tidak tersebar merata, menimbulkan kebedaan atau diversitas dari tempat ke tempat. Ada tiga buah konsep penting yang berkaitan dengan pengertian diversitas tersebut, yaitu pola, kebedaan areal, dan regionalisasi.
a. Pola
Gejala-gejala alam yang tersebar tidak merata pada permukaan bumi membentuk aneka ragam pola yang digambarkan pada peta dalam berbagai ragam skala. Contohnya : pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang, industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dsb. Pola-pola dari berbagai ragam gejala tersebut dapat digolong-golongkan dan dipelajari secara sistematis. Gabungan dari berbagai macam pola di suatu tempat atau wilayah akan menentukan ciri-ciri tertentu dan memberikan corak khas dari berbagai area. Keadaan areal yang berbeda-beda tersebut menjadi perhatian para ahli geografi.
Gejala-gejala alam yang tersebar tidak merata pada permukaan bumi membentuk aneka ragam pola yang digambarkan pada peta dalam berbagai ragam skala. Contohnya : pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang, industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dsb. Pola-pola dari berbagai ragam gejala tersebut dapat digolong-golongkan dan dipelajari secara sistematis. Gabungan dari berbagai macam pola di suatu tempat atau wilayah akan menentukan ciri-ciri tertentu dan memberikan corak khas dari berbagai area. Keadaan areal yang berbeda-beda tersebut menjadi perhatian para ahli geografi.
b. Kebedaan Areal
Kebedaan areal merupakan konsep dasar geografi. Pada umumnya kebedaan areal tersebut mengacu kepada variabilitas dari permukaan bumi. Tidak ada dua tempat atau kawasan di dunia ini yang identik sama.
Geografi terwujud karena hasrat manusia untuk mengerti tentang kebedaan (diversitas) dari permukaan bumi, yaitu kebedaan areal. Dunia ini terdiri dari tempat-tempat dan kawasan yang berbeda satu sama lain sebagai akibat dari kejadian paduan (konfigurasi) gejala-gejala yang berada di atasnya.
Kebedaan areal merupakan konsep dasar geografi. Pada umumnya kebedaan areal tersebut mengacu kepada variabilitas dari permukaan bumi. Tidak ada dua tempat atau kawasan di dunia ini yang identik sama.
Geografi terwujud karena hasrat manusia untuk mengerti tentang kebedaan (diversitas) dari permukaan bumi, yaitu kebedaan areal. Dunia ini terdiri dari tempat-tempat dan kawasan yang berbeda satu sama lain sebagai akibat dari kejadian paduan (konfigurasi) gejala-gejala yang berada di atasnya.
c. Regionalisasi
Sungguhpun tidak ada dua tempat yang persis sama, namun ada wilayah-wilayah geografis yang sedikit-banyak memiliki kesamaan. Wilayah yang relatif sama atau homogen itu disebut kawasan atau region.
Lingkup kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; ada yang berdasarkan kesamaan jamak seperti iklim, vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut. Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu. Adapun geografi yang mempelajari kawasan atau region tersebut diberi nama Geografi Wilayah atau Geografi Regional.
Sungguhpun tidak ada dua tempat yang persis sama, namun ada wilayah-wilayah geografis yang sedikit-banyak memiliki kesamaan. Wilayah yang relatif sama atau homogen itu disebut kawasan atau region.
Lingkup kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; ada yang berdasarkan kesamaan jamak seperti iklim, vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut. Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu. Adapun geografi yang mempelajari kawasan atau region tersebut diberi nama Geografi Wilayah atau Geografi Regional.
3. Lokasi Keruangan dan Areal
a. Ruang-bumi
Aristoteles percaya bahwa ruang merupakan kondisi logis bagi tercapainya gejala-gejala. Newton menganggap ruang sebagai “wadah” dari obyek. Berkley melihat ruang sebagai konsep mental berdasarkan koordinasi penglihatan dan pendengaran kita. Leibniz mengartikan nilai sebagai suatu gagasan yang kita ciptakan agar dapat menstruktur hubungan di antara obyek-obyek yang kita pelajari. Bila obyek ditiadakan, maka ruang akan lenyap. Jadi menurut Leibniz, ruang bersifat subyektif dan relatif. Pernyataan kita tentang ruang sangat berbeda-beda berdasarkan latar-belakang ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Bagi geografi, yang dimaksud dengan ruang ialah ruang bumi, dan yang diartikan sebagai “wadah” dari gejala-gejala maupun sebagai ciri dari obyek atau gejala-gejala yang secara subyektif kita ciptakan. Ruang bumi diisi oleh segala macam benda, obyek, atau gejala material dan non material yang terwujud pada permukaan bumi. Asosiasi yang kompleks dari perwujudan berbagai gejala material dan non material itu merupakan hasil dari proses perubahan yang kontinyu (berkelanjutan) merupakan hasil proses dari urutan-urutan kejadian. Ada proses fisik, proses biotik, dan juga proses budaya. Proses-proses tersebut saling berinteraksi membentuk aneka ragam paduan (konfigurasi) gejala pada permukaan bumi, merupakan sistem manusia-lingkungan (men-environment system) yang disebut juga sebagai sistem keruangan (spatial system).
Aristoteles percaya bahwa ruang merupakan kondisi logis bagi tercapainya gejala-gejala. Newton menganggap ruang sebagai “wadah” dari obyek. Berkley melihat ruang sebagai konsep mental berdasarkan koordinasi penglihatan dan pendengaran kita. Leibniz mengartikan nilai sebagai suatu gagasan yang kita ciptakan agar dapat menstruktur hubungan di antara obyek-obyek yang kita pelajari. Bila obyek ditiadakan, maka ruang akan lenyap. Jadi menurut Leibniz, ruang bersifat subyektif dan relatif. Pernyataan kita tentang ruang sangat berbeda-beda berdasarkan latar-belakang ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Bagi geografi, yang dimaksud dengan ruang ialah ruang bumi, dan yang diartikan sebagai “wadah” dari gejala-gejala maupun sebagai ciri dari obyek atau gejala-gejala yang secara subyektif kita ciptakan. Ruang bumi diisi oleh segala macam benda, obyek, atau gejala material dan non material yang terwujud pada permukaan bumi. Asosiasi yang kompleks dari perwujudan berbagai gejala material dan non material itu merupakan hasil dari proses perubahan yang kontinyu (berkelanjutan) merupakan hasil proses dari urutan-urutan kejadian. Ada proses fisik, proses biotik, dan juga proses budaya. Proses-proses tersebut saling berinteraksi membentuk aneka ragam paduan (konfigurasi) gejala pada permukaan bumi, merupakan sistem manusia-lingkungan (men-environment system) yang disebut juga sebagai sistem keruangan (spatial system).
b. Situs
Situs (site) erat hubungannya dengan suatu gejala pada suatu letak fisis (physical setting) pada areal yang ditempatinya. Karena itu untuk mengerti tentang situs perlu pula mengerti tentang gejala-gejala fisis yang terdapat pada setiap kawasan atau region.
Gejala-gejala yang biasanya diselidiki oleh geografer dalam menguraikan dan menilai suatu situs ialah:
1) Bentuk-bentyuk permukaan (dataran rendah, pebukitan, pegunungan, lembah, plato, pulau, semenanjung, dsb.).
2) Perairan (perairan air sungai dan air laut, drainage, sungai, danau, rawa, lautan, dsb.).
3) Iklim (suhu, kelembaban, angin, curah hujan).
4) Tanah dan materi tanah.
5) Vegetasi (hutan, padang rumput, sabana, mangrove, dsb.).
6) Mineral (minyak bumi, batubara, emas, dsb.).
7) Situasi (situation), menjelaskan gejala dalam hubungannya dengan gejala lain. Misalnya hubungan tempat dengan tempat. Dalam hal ini diperlukan konsep jarak dan arah, juga hubungan fungsional antar tempat atau wilayah.
Isi lokasi bukanlah sekedar posisi atau kondisi atau situasi arah dan jarak yang menyangkut tempat atau wilayah, tetapi juga menyangkut persebaran dari gejala-gejala pada permukaan bumi
Situs (site) erat hubungannya dengan suatu gejala pada suatu letak fisis (physical setting) pada areal yang ditempatinya. Karena itu untuk mengerti tentang situs perlu pula mengerti tentang gejala-gejala fisis yang terdapat pada setiap kawasan atau region.
Gejala-gejala yang biasanya diselidiki oleh geografer dalam menguraikan dan menilai suatu situs ialah:
1) Bentuk-bentyuk permukaan (dataran rendah, pebukitan, pegunungan, lembah, plato, pulau, semenanjung, dsb.).
2) Perairan (perairan air sungai dan air laut, drainage, sungai, danau, rawa, lautan, dsb.).
3) Iklim (suhu, kelembaban, angin, curah hujan).
4) Tanah dan materi tanah.
5) Vegetasi (hutan, padang rumput, sabana, mangrove, dsb.).
6) Mineral (minyak bumi, batubara, emas, dsb.).
7) Situasi (situation), menjelaskan gejala dalam hubungannya dengan gejala lain. Misalnya hubungan tempat dengan tempat. Dalam hal ini diperlukan konsep jarak dan arah, juga hubungan fungsional antar tempat atau wilayah.
Isi lokasi bukanlah sekedar posisi atau kondisi atau situasi arah dan jarak yang menyangkut tempat atau wilayah, tetapi juga menyangkut persebaran dari gejala-gejala pada permukaan bumi
c. Ketersangkutpautan (interelatedness)
Para ahli geografi percaya akan adanya kebersangkut-pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan gejala-gejala pada suatu area. Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling hubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.
Para ahli geografi percaya akan adanya kebersangkut-pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan gejala-gejala pada suatu area. Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling hubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.
1) Assosiasi areal
Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada hubungan sebab akibat (kausalitas) antara gejala manusia dengan lingkungan fisiknya, yang menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda pada berbagai tempat dan wilayah. Preston James menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep assosiasi ialah menunjuk kepada adanya kombinasi atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang dapat menimbulkan kebedaan dari tempat ke tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah hubungan antara persebaran penduduk dengan faktor kelembaban lingkungan.
Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada hubungan sebab akibat (kausalitas) antara gejala manusia dengan lingkungan fisiknya, yang menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda pada berbagai tempat dan wilayah. Preston James menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep assosiasi ialah menunjuk kepada adanya kombinasi atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang dapat menimbulkan kebedaan dari tempat ke tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah hubungan antara persebaran penduduk dengan faktor kelembaban lingkungan.
2) Interaksi keruangan
Merupakan saling hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat. Manusia sebagai “pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budaya manusia. Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia.
Merupakan saling hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat. Manusia sebagai “pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budaya manusia. Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia.
(a) Peredaran atau sirkulasi : menyangkut gerak dari
gejala fisik, manusia, barang, dan gagasan (ide) ke seluruh penjuru dunia.
Meliputi antara lain difusi kebudayaan, distribusi, perdagangan, migrasi,
komunikasi dan lain sebagainya.
(b) Interdependensi : Merupakan bentuk saling-hubungan karena peredaran gejala-gejala. Dalam interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan lebih nyata daripada peristiwa interrelasi. Dunia sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-masyarakat dunia dengan saling ketergantungan yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE, PBB).
(c) Perubahan : Salah satu aspek paling penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamika dari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites, yang artinya “semua mengalir”. Memang di dunia ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala alami maupun gejala buatan manusia. Manusia bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.
Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi untuk mengetahui masa sekarang, perlu mengetahui pula masa lalu (sejarah). Dalam hal ini geografi melakukan rekonstruksi kejadian-kejadian. Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk kepada perubahan tempat dan wilayah pada permukaan bumi.
Erat hubungannya dengan konsep perubahan, ialah konsep proses. Proses ialah kejadian yang berurutan yang menimbulkan perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan bumi ini menjadi begitu kompleks karena adanya proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo (Preston James). Ada tiga macam proses, yaitu proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di dalam geografi ketiga macam proses tersebut dalam kenyataannya adalah satu proses utuh; penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.
(b) Interdependensi : Merupakan bentuk saling-hubungan karena peredaran gejala-gejala. Dalam interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan lebih nyata daripada peristiwa interrelasi. Dunia sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-masyarakat dunia dengan saling ketergantungan yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE, PBB).
(c) Perubahan : Salah satu aspek paling penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamika dari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites, yang artinya “semua mengalir”. Memang di dunia ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala alami maupun gejala buatan manusia. Manusia bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.
Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi untuk mengetahui masa sekarang, perlu mengetahui pula masa lalu (sejarah). Dalam hal ini geografi melakukan rekonstruksi kejadian-kejadian. Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk kepada perubahan tempat dan wilayah pada permukaan bumi.
Erat hubungannya dengan konsep perubahan, ialah konsep proses. Proses ialah kejadian yang berurutan yang menimbulkan perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan bumi ini menjadi begitu kompleks karena adanya proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo (Preston James). Ada tiga macam proses, yaitu proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di dalam geografi ketiga macam proses tersebut dalam kenyataannya adalah satu proses utuh; penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.
e. Wilayah Kebudayaan
Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut penyesuaian dan pengawasan manusia (kontrol) terhadap lingkungan fisiknya. Keputusan yang diambil manusia tentang penyesuaian dan pengawasan terhadap lingkungan fisis tersebut sangat ditentukan oleh pola kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat. Kebudayaan dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit sebagai aspek yang menarik seperti kesenian, tata-krama, ilmu dan teknologi. Secara luas kebudayaan diartikan sebagai hasil dari daya akal atau daya budi manusia yang merupakan keseluruhan yang kompleks menyangkut pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, hukum dan lain-lain. Kemampuan atau kebiasaan yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.Taylor).
Di dalam Geografi, kebudayaan diartikan secara luas. Herskovits mengartikannya sebagai “man-made part of the environment”, sedang C.Kluckhohn sebagai “way of live”. P.V. de la Blache menyebutnya sebagai “genre de vie”, yaitu tipe-tipe proses produksi yang dipilih manusia dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah, iklim, dan ruang yang terdapat pada suatu wilayah atau kawasan, serta tingkat kebudayaan (dalam arti sempit) di wilayah tersebut.
Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut penyesuaian dan pengawasan manusia (kontrol) terhadap lingkungan fisiknya. Keputusan yang diambil manusia tentang penyesuaian dan pengawasan terhadap lingkungan fisis tersebut sangat ditentukan oleh pola kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat. Kebudayaan dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit sebagai aspek yang menarik seperti kesenian, tata-krama, ilmu dan teknologi. Secara luas kebudayaan diartikan sebagai hasil dari daya akal atau daya budi manusia yang merupakan keseluruhan yang kompleks menyangkut pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, hukum dan lain-lain. Kemampuan atau kebiasaan yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.Taylor).
Di dalam Geografi, kebudayaan diartikan secara luas. Herskovits mengartikannya sebagai “man-made part of the environment”, sedang C.Kluckhohn sebagai “way of live”. P.V. de la Blache menyebutnya sebagai “genre de vie”, yaitu tipe-tipe proses produksi yang dipilih manusia dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah, iklim, dan ruang yang terdapat pada suatu wilayah atau kawasan, serta tingkat kebudayaan (dalam arti sempit) di wilayah tersebut.
(buta geografi). Bahwa semua cabang ilmu pengetahuan
empiris yang masing-masing mempelajari gejala (phenomena) di permukaan bumi
tanpa memahami dan peduli sistem interrelasi, interaksi, dan interdependensi
bagian permukaan bumi (space, area, wilayah, kawasan) itu dengan manusia pasti
akan membuat kerusakan di muka bumi.
Geografi tetap konsisten dengan obyek studinya yaitu melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Geografi pun mengajarkan kearifan teknologi dalam mengelola alam lingkungan hidupnya manusia.
Geografi tetap konsisten dengan obyek studinya yaitu melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Geografi pun mengajarkan kearifan teknologi dalam mengelola alam lingkungan hidupnya manusia.
KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI
Konsep esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui dan dikuasai peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan di setiap jenjang pendidikan. Dalam mengkaji objek geografi di kenal sepuluh konsep dasar yaitu sebagai berikut:
Konsep esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui dan dikuasai peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan di setiap jenjang pendidikan. Dalam mengkaji objek geografi di kenal sepuluh konsep dasar yaitu sebagai berikut:
a. Konsep Lokasi
Secara pokok dapat dibedakan antara pengertian lokasi absolut dan lokasi relatif . Lokasi Absolut menunjukan letak yang tetap terhadap system grid (kisi-kisi) atau koordinat. Sedangkan lokasi relatif artinya lokasi yang berubah-berubah berkaitan dengan keadaan sekitarnya.
Secara pokok dapat dibedakan antara pengertian lokasi absolut dan lokasi relatif . Lokasi Absolut menunjukan letak yang tetap terhadap system grid (kisi-kisi) atau koordinat. Sedangkan lokasi relatif artinya lokasi yang berubah-berubah berkaitan dengan keadaan sekitarnya.
b. Konsep Jarak
Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami. Jarak berkaitan dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan.
Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami. Jarak berkaitan dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan.
c. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan (accessibility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.
Keterjangkauan (accessibility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.
d. Konsep Pola
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami maupun fenomena social budaya.
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami maupun fenomena social budaya.
e. Konsep Morfologi
Morfologi menyangkut bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air, serta jenis vegetasi yang dominan.
Morfologi menyangkut bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air, serta jenis vegetasi yang dominan.
f. Konsep Aglomerasi (menggerombol)
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat menggelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit karena paling menguntungkan.
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat menggelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit karena paling menguntungkan.
g. Konsep Kegunaan
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, artinya tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, artinya tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi objek atau tempat satu dengan yang lain.Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara yang satu dan yang lain.
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi objek atau tempat satu dengan yang lain.Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara yang satu dan yang lain.
i. Konsep Diferensiasi Areal
Di setiap tempat atau wilayah, terwujud hasil integrasi berbagai unsure atau fenomena lingkungan baik bersifat alam maupun kehidupan.
Di setiap tempat atau wilayah, terwujud hasil integrasi berbagai unsure atau fenomena lingkungan baik bersifat alam maupun kehidupan.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruangan, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuh-tumbuhan, maupun sosial.
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruangan, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuh-tumbuhan, maupun sosial.
Geografi dalam Konsep
Konsep merupakan pola dalam bentuk pengertian abstraksi.
Pola abstrak itu sendiri, terdapat dalam gejala geografi, yang akan kita
pelajari. Selain itu, selain pola abstrak yang terdapat dalam gejala geografi,
juga terdapat pula gejala nyata.
Gejala geografi itu sendiri, gelaja geografi yang ada disekitar kita merupakan hasil keselurahan interrelasi keruangan antara faktor fisik dan non-fisisk.
Di dalam mempelajari konsep georgrafi terdapat istilah Konsep Esensial Geografi. Konsep Esensial tersebut ada 10 macam konsep.
10 Macam Konsep Esensial Geografi tersebut, yaitu sebagai berikut dan akan diubahas secara satu persatu.
Gejala geografi itu sendiri, gelaja geografi yang ada disekitar kita merupakan hasil keselurahan interrelasi keruangan antara faktor fisik dan non-fisisk.
Di dalam mempelajari konsep georgrafi terdapat istilah Konsep Esensial Geografi. Konsep Esensial tersebut ada 10 macam konsep.
10 Macam Konsep Esensial Geografi tersebut, yaitu sebagai berikut dan akan diubahas secara satu persatu.
1.Konsep Lokasi
Konsep Lokasi dalam geografi, menganalisis aspek positif dan aspek negatif suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
Konsep lokasi biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where” (dimana) lokasi suatu tempat.
Konsep Lokasi dalam geografi, menganalisis aspek positif dan aspek negatif suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
Konsep lokasi biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where” (dimana) lokasi suatu tempat.
Konsep lokasi dalam geografi dapat dibagi menjadi 2
(dua) jenis, yaitu :
1)Lokasi Absolut, yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur.
Contoh : Secara Astronomis lokasi negara Indonesia terletak antara 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
2)Lokasi Relatif, yaitu suatu lokasi wilayah di permukaan bumi yang sifatnya dapat berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh daerah-daerah yang ada di sekitarnya.
Contoh : Tanah yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya mempunyai harga lebih mahal, daripada di desa.
1)Lokasi Absolut, yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur.
Contoh : Secara Astronomis lokasi negara Indonesia terletak antara 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
2)Lokasi Relatif, yaitu suatu lokasi wilayah di permukaan bumi yang sifatnya dapat berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh daerah-daerah yang ada di sekitarnya.
Contoh : Tanah yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya mempunyai harga lebih mahal, daripada di desa.
2.Konsep Jarak
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah
Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia.
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah
Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia.
Contoh :
1)Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih murah.
2)Jarak tempuh untuk menyangkut bahan baku ke pabrik, mempengaruhi besar biaya angkut.
3)Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya lebih mahal, dan seterusnya.
1)Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih murah.
2)Jarak tempuh untuk menyangkut bahan baku ke pabrik, mempengaruhi besar biaya angkut.
3)Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya lebih mahal, dan seterusnya.
3.Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan mempunyai kaitaan dengan kondisi yang ada di permukaan bumi ini. Misalnya, suatu daerah tradisonal karena kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah tersebut sulit untuk dijangkau.
Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut.
Dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.
Keterjangkauan mempunyai kaitaan dengan kondisi yang ada di permukaan bumi ini. Misalnya, suatu daerah tradisonal karena kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah tersebut sulit untuk dijangkau.
Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut.
Dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.
Contoh :
1)Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan hutan-hutan, biasanya sulit untuk dijangkau daripada desa yang terletak di tepian pantai-pantai.
2)Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam hutan-hutan belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
3)Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.
1)Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan hutan-hutan, biasanya sulit untuk dijangkau daripada desa yang terletak di tepian pantai-pantai.
2)Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam hutan-hutan belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
3)Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.
4.Konsep Pola
Pola mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-bentuk fenomena geografi yang telah ada di bumi (permukaan bumi).
Di dalam mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelejari pola-pola bentuk dan pola-pola persebaran fenomena geografi.
Contohnya :
1)Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan telah didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
2)Pola sungai-sungai yang ada pada daerah lipatan-lipatan pada umumnya berpola trellis.
3)Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan di dominasi oleh pola mengumpul (menyatu).
Pola mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-bentuk fenomena geografi yang telah ada di bumi (permukaan bumi).
Di dalam mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelejari pola-pola bentuk dan pola-pola persebaran fenomena geografi.
Contohnya :
1)Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan telah didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
2)Pola sungai-sungai yang ada pada daerah lipatan-lipatan pada umumnya berpola trellis.
3)Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan di dominasi oleh pola mengumpul (menyatu).
5.Konsep Morfologi
Konsep morfologi mempunyai kaitan dengan bantuk muka (permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya tenaga-tenaga endogen dan eksogen.
Konsep morfologi mempunyai kaitan dengan bantuk muka (permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya tenaga-tenaga endogen dan eksogen.
Contohnya :
1)Dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa telah didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
2)Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya banyak telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
3)Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak digunakan sebagai kota-kota besar.
1)Dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa telah didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
2)Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya banyak telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
3)Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak digunakan sebagai kota-kota besar.
6.Konsep Anglomerasi
Anglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang mempunyai sifat mengelompok pada suatu wilayah tertentu, yang relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan.
Anglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang mempunyai sifat mengelompok pada suatu wilayah tertentu, yang relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan.
Contoh :
1)Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok sepanjang aliran sungai.
2)Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah perhutanan.
3)Di pulau Jawa, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah pusat-pusat kota (perkotaan)
1)Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok sepanjang aliran sungai.
2)Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah perhutanan.
3)Di pulau Jawa, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah pusat-pusat kota (perkotaan)
7.Konsep Nilai Kegunaan
Nilai Kegunaan merupakan fenomena geografi atau sumber daya yang ada di permukaan bumi ini yang mempunyai sifat relatif antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.
Nilai Kegunaan merupakan fenomena geografi atau sumber daya yang ada di permukaan bumi ini yang mempunyai sifat relatif antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.
Contoh :
1)Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam, dibandingkan pelajar.
2)Laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan, dibandingkan dengan petani.
3)Pegunungan memiliki nilai kegunaan bagi para petani, dibandingkan nelayan.
1)Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam, dibandingkan pelajar.
2)Laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan, dibandingkan dengan petani.
3)Pegunungan memiliki nilai kegunaan bagi para petani, dibandingkan nelayan.
8.Konsep Interaksi
Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenapakan, dan permasalahan baru.
Dalam Konsep Interaksi ini, gejala-gejala yang satu dengan gejala-gejala yang lainnya, saling tergantung satu sama lain.
Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenapakan, dan permasalahan baru.
Dalam Konsep Interaksi ini, gejala-gejala yang satu dengan gejala-gejala yang lainnya, saling tergantung satu sama lain.
Contoh :Interaksi kota-desa terjadi, karena adanya
perbedaan potensi alam. Misalnya, desa menghasilkan bahan baku, sedangkan kota
menghasilkan barang industri. Karena kedua wilayah saling membutuhkan, maka
terjadilah interaksi.
9.Konsep Diferensiasi Area Diferensiasi Area
berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah di permukaan bumi.
Konsep Diferensiasi Area ini, digunakan untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi.
Konsep Diferensiasi Area ini, digunakan untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi.
Contoh :Jenis tanaman yang di budidayakan, antara
dataran tinggi akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah. Contoh yang
rinci, terdapat pada klasifikasi iklim Junghuhn, yaitu :
a)Zona dengan ketinggian 0 – 700 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
b)Zona ketinggian 700 –1.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu, teh, kopi, ckolat, tembakau, dan kina.
c)Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan, yaitu pinus, dan cemara.
d)Zona dengan ketinggian lebih dari 2.500 m, jenis tanaman didominasi oleh lumut.
a)Zona dengan ketinggian 0 – 700 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
b)Zona ketinggian 700 –1.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu, teh, kopi, ckolat, tembakau, dan kina.
c)Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan, yaitu pinus, dan cemara.
d)Zona dengan ketinggian lebih dari 2.500 m, jenis tanaman didominasi oleh lumut.
Selain itu, Konsep Diferensiasi Area dapat juga
digunakan untuk melihat jenis mata pencaharian penduduk, misalnya penduduk yang
tinggal di daerah pantai dominan bermata pencaharian nelayan, berbeda dengan
penduduk yang tinggal di dataran rendah cenderang bermata pencaharian sebagai
petani.
10.Konsep Keterkaitan Ruang Keterkaitan ruang
menunjukkan derajat keterkaitan persebaran antara fenomena yang satu dengan
yang lain, baik yang menyangkut fenomena fisik maupun non-fisik.
Contoh : Wilayah pedesaan dengan perkotaan.
Misalnya, penduduk kota memerlukan bahan pangan dari desa, sebaliknya penduduk
desa perlu memasarkan hasil alamnya ke kota.
1. Konsep Esensial Geografi
Konsep adalah pengertian dari sekelompok fenomena/gejala-gejala, sehingga dapat
dipakai untuk menggambarkan berbagai gejala/fenomena yang sama. Ada 10 konsep
esensial (dasar) geografi, yaitu:
a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/
terletak di Jawa Timur.
b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi
jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis
lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang
sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya
rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km
atau Jakarta – Bandung dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak.
Kedua hal ini merupakan contoh jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute
dan waktu.
c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat,
misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan
dengan dari Jakarta ke Pulau Kelapa (di kepulauan Seribu) karena kendaraan
Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Pulau
Kelapa.
d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola pemukiman
yang menyebar, yang berbentuk garis dan sebagainya.
e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi
dan sedimentasi.
f. Konsep Aglomerasi; yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya
sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung
mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan
sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di
tanah datar yang subur.
g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang
berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya daerah wisata mempunyai
kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. Tempat wisata tersebut
belum tentu bernilai untuk pertanian atau fungsi lainnya.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan ketergantungan
satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya
terjadi saling membutuhkan.
Konsep adalah pengertian dari sekelompok fenomena/gejala-gejala, sehingga dapat
dipakai untuk menggambarkan berbagai gejala/fenomena yang sama. Ada 10 konsep
esensial (dasar) geografi, yaitu:
a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/
terletak di Jawa Timur.
b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi
jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis
lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang
sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya
rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km
atau Jakarta – Bandung dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak.
Kedua hal ini merupakan contoh jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute
dan waktu.
c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat,
misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan
dengan dari Jakarta ke Pulau Kelapa (di kepulauan Seribu) karena kendaraan
Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Pulau
Kelapa.
d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola pemukiman
yang menyebar, yang berbentuk garis dan sebagainya.
e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi
dan sedimentasi.
f. Konsep Aglomerasi; yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya
sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung
mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan
sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di
tanah datar yang subur.
g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang
berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya daerah wisata mempunyai
kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. Tempat wisata tersebut
belum tentu bernilai untuk pertanian atau fungsi lainnya.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan ketergantungan
satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya
terjadi saling membutuhkan.
i. Konsep Deferensiasi Areal; yaitu fenomena yang
berbeda antara satu tempat
dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajad
keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.
Berikut ini contoh pengembangan konsep geografi dalam uraian yang lebih lengkap,
dengan mengambil salah satu konsep yaitu aglomerasi pemukiman.
Pola persebaran pemukiman berbeda-beda, hal ini disebabkan keadaan wilayah yang
berbeda-beda pula. Persebaran pemukiman itu antara lain disebabkan oleh adanya
sungai atau jalan raya, pusat kegiatan ekonomi, adanya daerah tambang, pola
penggunaan tanah, alasan keamanan dan sebagainya.
Pola persebaran pemukiman dapat ditinjau dari dua aspek yaitu kejarangannya dan
bentuknya. Kejarangannya terdiri dari menggerombol (clustered), menyebar tak teratur
(random) dan teratur (regulair).
dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajad
keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.
Berikut ini contoh pengembangan konsep geografi dalam uraian yang lebih lengkap,
dengan mengambil salah satu konsep yaitu aglomerasi pemukiman.
Pola persebaran pemukiman berbeda-beda, hal ini disebabkan keadaan wilayah yang
berbeda-beda pula. Persebaran pemukiman itu antara lain disebabkan oleh adanya
sungai atau jalan raya, pusat kegiatan ekonomi, adanya daerah tambang, pola
penggunaan tanah, alasan keamanan dan sebagainya.
Pola persebaran pemukiman dapat ditinjau dari dua aspek yaitu kejarangannya dan
bentuknya. Kejarangannya terdiri dari menggerombol (clustered), menyebar tak teratur
(random) dan teratur (regulair).
Pengertian Konsep Geografi
Konsep geografi(Nursid Sumaatmadja) adalah pola
abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala konkret tentang Geografi. Pada
dasarnya konsep geografi terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut
1.Konsep Geografi secara Denotatif
Konsep Geografi secara denotative dapat menjelaskan
berbagai pengertian gejala Geografi berdasarkan definisi atau kamus. Contoh :
Erosi merupakan proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari
suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di atas
permukaan bumi.
2. Konsep Geografi secara Konotatif
Konsep Geografi konotatif memiliki arti yang lebih
luas dibandingkan dengan arti secara harfiah. Di dalamnya menyangkut semua
aspek yang berhubungan dengan konsep yang dibahas antara lain persebarannya,
faktor pendorongnya, jenisnya, dan proses pembentukannya. Konsep Geografi
bermanfaat untuk membimbing kita dalam berfikir dari sudut pandang Geografi.
Berikut ini akan dijelaskan tiga pendapat yang mengungkapkan tentang konsep
Geografi :
Konsep Geografi Menurut Ikatan Geografi Indonesia
(IGI)
Konsep Lokasi adalah konsep utama yang akan
digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer dan konsep yang digunakan untuk
menjawab pertannyaan where(dimana) terjadinya fenomena. Konsep lokasi dibagi
atas : – Lokasi Absolut Lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur, dan
sifatnya tetap. Contoh : Indonesia terletak di 6˚LU – 11˚LS dan 95˚BT – 141˚ BT
– Lokasi Relatif Lokasi yang artinya berubah-ubah karena dipengaruhi daerah
sekitar. Contoh : Bagi seseorang yang tinggal di kec. Kepanjen, lokasi Stadion
Kanjuruhan tidaklah jauh. Namun menurut orang yang tinggal di kec. Batu lokasi
Stadion kanjuruhan cukup jauh.
Konsep Jarak yaitu panjang antara dua tempat.
Terdiri antara atas : – Jarak absolute : satuan panjang yang diukur dengan
kilometer. -Jarak Relatif : jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu.
Konsep jarak berkaitan dengan lokasi, kehidupan
social, ekonomi, dan bersifat relative. Jarak juga berpengaruh terhadap harga
dan nilai barang. Contoh : o Harga tanah akan semakin mahal jika jaraknya
berdekatan dengan jalan raya o Harga produksi pertanian akan lebih mahal di
pasar yang letaknya jauh dari dari pusat produksi dari pada pasar yang letaknya
lebih dekat dengan tempat produksi
Konsep Keterjangkauan Menyangkut ketercapaian untuk
menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa
yang digunakan dan sebagainya. Contoh: Daerah yang terletak dipedalaman
hutanyang lebat akan terisolir dari daerah luar karena tidak adanya akses untuk
menuju kesana.
Konsep Pola Pola adalah sesuatu yang berulang
sehingga menampakkan suatu bentuk yang konsisten. Konsep pola berkaitan dengan
persebaran fenomena geosfer di permukaan bumi. seperti pola aliran sungai, pola
pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain. Contoh: Pola permukiaman penduduk
biasanya terkait dengan ketersediaan SDA, sungai, jalan, dan bentuk lahan.\
Konsep Morfologi Menunjukkan bentuk muka bumi
sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran
tinggi dan pegunungan. Dengan konsep morfolofi, orang akan mudah memperkirakan
potensi lahan tertentu. Contoh : Daerah pegunungan cocok digunakan untuk
pertanian dan perkebunan
Konsep Aglomerasi atau Konsep Mengelompok Berkaitan
dengan kecenderungan penyebaran obyek geografi di permukaan bumi. Pengelompokan
fenomena di suatu kawasan biasanya karena adanya unsur-unsur yang lebih memberi
dampak positif Contoh : – Adanya daerah kumuh dan daerah elit – Pengelompokan
industry disuatu tempat (aglomerasi industri) – Didaerah pedesaan, pemukiman
akan mengelompok di dekat lahan pertanian atau dekat dengan sumber air.
Konsep Nilai Guna Konsep nilai guna, yaitu nilai
sesuatu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lokasi,
jarak, dan keterjangkauan. Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka
bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
Konsep Interaksi atau Interdependensi Menyatakan
bahwa sesuatu yang ada di permukaan bumi terkait dengan objek lain dan tidak
dapat berdiri sendiri. Contoh : interaksi antara desa dengan kota, orang kota
membutuhkan bahan pangan dari desa dan sebaliknya orang desa membutuhkan alat-alat
elektronik dan alat-alat produksi dari kota. i) Konsep Diferensiasi Areal
Konsep diferensiasi areal, yaitu konsep yang memandang bahwa tidak ada suatu
ruang di permukaan bumi yang sama. Pasti suatu daerah berbeda dengan daerah
lainnya. daerah-daerah yang terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat
dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang
lainnya.
Konsep Keterkaitan Ruang Memandang bahwa setiap
kehidupan di suatu ruang tidak terlepas dari kehidupan di ruang sekitarnya.
Konsep ini hampir sama dengan konsep interaksi, perbedaannya pada lingkup yang
lebih luas. Jadi dapat diartikan sebagai, hubungan antara penyebaran suatu
unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat. Contoh: Daerah pantai
penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, karena dekat laut. Ruang Kota
Jakarta terkait dengan ruang Kota Bandung. Setiap akhir pekan, jalur atau jalan
sekitar Puncak-Bogor selalu macet karena banyak orang Jakarta yang ingin
berlibur di Bandung.
Konsep Geografi Menurut Henry J.Warman
Henry J.Warman mengemukakan 15 konsep Geografi yang
dapat dipergunakan sebagai landasan untuk mengungkapkan gejala-gejala yang
terrdapat di permukaan bumi. Dengan demikian, dapat dipahami adanya hubungan
sebab-akibat, hubungan fungsi, proses terjadinya gejala, dan masalah-masalah
Geografi yang terrdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :
1) Konsep Regional (Regional concept).
2) Konsep Ruang Kehidupan (Life layer concept).
3) Konsep manusia sebagai makhluk yang paling
dominan (Man ecological dominant concept).
4) Konsep Global (Globalism concept).
5) Konsep Interaksi Keruangan (Spatial interaction
concept).
6) Konsep Hubungan Antartempat (Areal relationship
concept).
7) Konsep tempat yang sama (Areal likenesses
concept).
8) Konsep perbedaan tempat (Areal differences
concept).
9) Konsep keunikan tempat (Areal uniquenesses
concept).
10) Konsep persebaran lokasi (Areal distribution
concept).
11) Konsep lokasi relative (Relative location
concept).
12) Konsep perbandingan keuntungan (Comperative
advantage concept).
13) Konsep perubahan yang terus-menerus (Perpetual
transformation concept).
14) Konsep penetapan sumber budaya (Culturally
defined resources concept).
15) Konsep Bumi bulat pada bidang datar (Round Earth
on flat paper concept).
Konsep Geografi Menurut Getrude WippleGetrude Wipple
kemudian menyederhanakan 15 konsep tersebut menjadi lima konsep utama,
yaitu sebagai berikut :
yaitu sebagai berikut :
a. Bumi sebagai sebuah planet (The Earth as a
planet).
b. Keragaman cara hidup (Varied ways of living).
c. Keragaman region alam (Varied natural regions).
d. Arti manfaat region bagi manusia (Significance of
region to man).
e. Peranan lokasi dalam memahami berbagai kejadian
didunia (The importance of location in understanding world
affairs)
affairs)
Perintah DOS
Perintah DOS
1 . CLS
Arti : Clear Screen
Kegunaan : Membersihkan Layar Monitor
Format : CLS
Contoh : cls
2 . DIR
Arti : Dirrectory
Kegunaan : Melihat Isi Direktori
Format : DIR [drive:][path][filename]
[/A[[:]attributes]] [/B] [/C] [/D] [/L] [/N]
[/O[[:]sortorder]] [/P] [/Q] [/R]
[/S] [/T[[:]timefield]] [/W] [/X] [/4]
[drive:][path][filename]
Specifies drive, directory, and/or files
to list.
/A Displays files with specified
attributes.
attributes D
Directories R Read-only files
H Hidden files A
Files ready for archiving
S
System files I Not content indexed files
L Reparse Points -
Prefix meaning not
/B Uses bare format (no heading
information or summary).
/C Display the thousand separator in
file sizes. This is the
default. Use /-C to disable display of separator.
/D Same as wide but files are list
sorted by column.
/L Uses lowercase.
/N New long list format where filenames
are on the far right.
/O List by files in sorted order.
sortorder N By
name (alphabetic) S By size (smallest first)
E By extension (alphabetic) D By
date/time (oldest first)
G Group directories first -
Prefix to reverse order
/P Pauses after each screenful of
information.
/Q Display the owner of the file.
/R Display alternate data streams of the
file.
/S Displays files in specified directory
and all subdirectories.
/T Controls which time field displayed or used
for sorting
timefield C
Creation
A
Last Access
W
Last Written
/W Uses wide list format.
/X This displays the short names
generated for non-8dot3 file
names. The format is that of /N with the short name
inserted
before the long name. If no short
name is present, blanks are
displayed in its place.
/4 Displays four-digit years
Contoh :
Dir : Melihat isi direktori di drive yang aktif
Dir E : Melihat isi direktori di drive E
Dir P*.* : Melihat isi direktori yang diawali
huruf “P”
Dir *.DOC* : Melihat Isi
Direktori semua file / subdirektori yang diakhiri dengan DOC
Dir ?a*.* :
Melihat isi file yang huruf keduanya “a”
3 . CD
Arti : Change Dirrectory
Kegunaan : Menampilkan atau menulis ke suatu Direktori
Format :
CHDIR [/D] [drive:][path]
CHDIR [..]
CD [/D] [drive:][path]
CD [..]
Contoh :
CD
: Menuju Direktory yang aktif
CD. : Menuju Direktory yang aktif
CD.. : Menuju ke Directorry atasnya
CD\ : Menuju ke Dirrectory utama
CD
SISWA\*KELAS XE* : Menuju ke directory “KELAS XE” yang ada di directory SISWA
4. MD
Arti
: Make Directorry
Kegunaan : Untuk Membuat Folder
Format : MKDIR [drive:]path
MD [drive:]path
If Command Extensions are enabled MKDIR changes as foll
MKDIR creates any intermediate
directories in the path,
For example, assume \a does not exist
then:
mkdir \a\b\c\d
is the same as:
mkdir \a
chdir \a
mkdir b
chdir b
mkdir c
chdir c
mkdir d
which is what you would have to type if
extensions were
Contoh : MD ‘najibullah’
5. RD
Arti :
Remove Dirrectorry
Kegunaan : menghapus folder
Format : RMDIR [/S] [/Q] [drive:]path
RD [/S] [/Q] [drive:]path
/S Removes all directories
and files in the specified directory
in addition to the directory
itself. Used to remove a directory
tree.
/Q Quiet mode, do not ask if
ok to remove a directory tree with /S
Contoh : rd "'najibullah'"
6. DEL
Arti : Delete
Kegunaan : Menghapus 1 atau lebih file
Format : 09/12/2012 10:11 AM
<DIR> .
09/12/2012 10:11 AM
<DIR> ..
08/29/2012 10:14 AM 29,184 najib.docx
08/29/2012 10:14 AM 29,184 Operasi Dasar Komputer.docx
09/12/2012 10:02 AM 32,768 Perintah DOS.docx
3 File(s) 91,136 bytes
2 Dir(s) 208,513,839,104 bytes free
G:\XE\Najibullah
Wicaksana W>del najib.docx
G:\XE\Najibullah
Wicaksana W>dir
Volume in drive G is DATA
Contoh : W>del najib.docx
7 . Tree
Arti : Grafis
Kegunaan : Secara grafis menampilkan struktur folder dari suatu drive
Format : TREE [drive:][path] [/F]
[/A]
/F
Display the names of the files in each folder.
/A
Use ASCII instead of extended characters.
Contoh : tree /?
8. REN
Arti : Rename
Kegunaan : mengganti nama sebuah file
Format : RENAME
[drive:][path]filename1 filename2.
REN
[drive:][path]filename1 filename2.
Note that you cannot
specify a new drive or path for your destination file.
Contoh : W>ren perintah DOS.docx PERINTAH DOS
Langganan:
Komentar (Atom)
Popular Posts
|
|